Jurnalis di Medan Gelar Aksi Diam Saat HUT TNI ke-71

MEDAN, KabarMedan.com | Puluhan jurnalis di Kota Medan kembali melakukan aksi turun ke jalan pada peringatan HUT TNI ke-71, Rabu (5/10/2016). Aksi yang dilakukan di Bundaran Air Mancur Sudirman dan Markas Koopsau Lanud Soewondo ini, dilakukan untuk mendesak agar prajurit TNI yang terlibat aksi kekerasan kepada jurnalis segera diseret ke jalur hukum.

Para jurnalis terlihat menggelar aksi diam dengan menutup mulutnya. Hal ini dilakukan sebagai bentuk protes lambannya proses hukum kekerasan jurnalis yang dilakukan oleh prajurit TNI.

Dalam aksinya, puluhan jurnalis dari berbagai media cetak, elektronik dan online membawa poster bertuliskan kecaman terhadap aksi kekerasan yang dilakukan prajurit TNI yang menimpa sejumlah jurnalis di Medan saat meliput peristiwa bentrokan Sari Rejo. Selain itu, aksi juga mengecam kekerasan yang dilakukan oleh prajurit TNI AD terhadap kontributor NET TV di Madiun.

Ketua AJI Medan Agoez Perdana, didampingi Koordinator Divisi Advokasi AJI Medan Dewantoro mengatakan, aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes atas lambatnya proses hukum pelaku kekerasan oleh TNI kepada jurnalis, hingga tidak salah jika TNI menjadi musuh kebebasan pers. Bahkan penyidik TNI terkesan mengaburkan persoalan dan memutarbalikan fakta.

“Kami tidak butuh janji atau permintaan maaf dari TNI atas kekerasan yang menimpa rekan kami di Medan, Madiun, dan daerah lain di Indonesia yang hingga kini pelakunya masih bebas. Untuk itu, kami bersama organisasi dan komunitas jurnalis yang di Sumatera Utara mendesak pelaku kekerasan TNI segera diseret ke peradilan militer untuk diadili,” tegas Agoez.

Agoez menambahkan, pihaknya bersama Tim Advokasi Pers Sumatera Utara akan terus melakukan upaya hukum, agar para pelaku kekerasan yang dilakukan oleh TNI terhadap jurnalis diproses dengan memasukkan pidana UU Pers No 40/1999 dengan ancaman hukuman 2 tahun penjara dan denda maksimal Rp500 juta.  [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.