MEDAN, KabarMedan.com | Seorang pengungsi Rohingya bernama Abul Hasyim (17) tewas setelah kabur dari penampungannya di Hotel Pelangi, Simalingkar, Medan. Korban dinyatakan tewas setelah kabur pada Rabu malam (7/10/2015) sekitar pukul 22.00 WIB.
Korban dikabarkan akan menuju lokasi penampungan di Langsa, namun tewas setelah mengalami kecelakaan di Aceh. Keesokan harinya, Kamis (8/10/2015), rekannya sesama pengungsi mendapat kabar pemuda itu tewas dan jenazahnya baru tiba di Hotel Pelangi, pada Jumat pagi (9/10/2015).
Pihak Imigrasi pun melarang awak media masuk ke bagian belakang hotel yang menjadi lokasi penampungan pengungsi tersebut. Awak media hanya diperbolehkan melihat dari jauh. Sementara, satu unit ambulans terlihat parkir di lokasi itu.
Kepala Sub Penindakan Kantor Imigrasi Polonia Medan Muhammad Fabe mengatakan, larangan itu sesuai instruksi atasannya. Namun, ia mengakui Abul Hasyim memang tewas.
“Informasi yang kami terima dari Kepolisian, dia disebutkan meninggal karena kecelakaan lalu lintas,” katanya.
Dijelaskannya, seperti pengungsi lainnya, Abul Hasyim boleh keluar dari penampungan namun masih di wilayah Medan dari pukul 07.00 – 23.00 WIB. Namun, setelah keluar pukul 22.00 WIB, dia tak kembali sampai akhirnya dikabarkan tewas.
Sejumlah pengungsi tidak begitu saja percaya jika Abul Hasyim tewas karena kecelakaan. “Kalau kecelakaan kan banyak lukanya, ini cuma tangannya yang patah,” ucap Nur Muhammad, salah seorang pengungsi.
Para pengungsi juga mempersoalkan biaya yang harus mereka keluarkan untuk membawa jasad Abul Hasyim ke Medan.
“Kami mengumpulkan Rp8 juta, dikasih ke orang Imigrasi karena katanya kalau mau dibawa ke Medan tidak dibiayai,” ungkapnya.
Ditanya soal dana pemulangan itu, Muhammad Fabe mengaku tidak tahu. “Saya belum tahu itu, karena saya baru disini. Baru kali ini saya ngurus imigran meninggal, makanya saya kelimpungan. Yang minta itu imigrasi Aceh. Mereka yang telepon kesana biayanya berapa. Kalau di kita memang tidak ada anggaran untuk itu,” pungkasnya. [KM-03]














