MEDAN, KabarMedan.com | Dampak kerugian dan kerusakan yang timbul akibat erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo diperkirakan mencapai triliunan rupiah. Hingga saat ini aktivitas erupsi Sinabung masih tinggi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan penghitungan sementara hingga akhir 2014 untuk kerugian yang timbul akibat erupsi Sinabung mencapai Rp1 triliun lebih.
“Dampak erupsi secara pasti juga sulit dihitung karena erupsi masih berlangsung. Hasil perhitungan sementara dari kerugian dan kerusakan akibat erupsi Gunung Sinabung dari September 2013 tahun lalu hingga akhir 2014 diperkirakan Rp1,49 triliun,” ujarnya, seperti dikutip dari metrotvnews.com, Minggu (14/6/2015).
Sutopo menjelaskan, kerugian dan kerusakan pada sektor ekonomi produktif meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perdagangan, pariwisata, perikanan, UKM, dan industri adalah yang paling besar, yaitu sekitar Rp896,64 miliar.
“Sedangkan kerugian dan kerusakan di sektor permukiman Rp501 miliar, infrastruktur Rp23,65 miliar, sosial Rp53,43 miliar, dan lintas sektor Rp18,03 miliar. Kerusakan dan kerugian ini belum termasuk dampak akibat lahar hujan. Ada lebih dari 3 juta meter kubik material erupsi yang ada diatas gunung yang dapat meluncur menjadi lahar hujan,” jelasnya.
Sutopo menambahkan, BNPB telah menyusun rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana erupsi Sinabung, khususnya terkait relokasi 2.053 kepala keluarga (KK). Selain itu, percepatan pembangunan juga sedang disiapkan, namun keterbatasan lahan yang ada menyebabkan kesulitan pembangunan relokasi dan lainnya.
Sementara itu, ada 2.053 KK (6.179 jiwa) warga Sinabung yang tinggal di hunian sementara. Mereka disewakan rumah dan lahan pertanian oleh Pemerintah sejak Juni 2014 hingga sekarang. Mereka berasal dari Desa Sukameriah, Bekerah, Simacem, Kuta Tonggal, Berastepu, Gamber, dan Kuta Tonggal. Nantinya 2.053 KK ini akan direlokasi ke tempat yang lebih aman. [KM-01]