KPHSU : Susahnya Produktivitas Kopi Karena Pemerintah Tidak Perduli

KABAR MEDAN |  Kopi merupakan komoditi perdaga ngan terbesar kedua di Indonesia setelah sawit. Pasalnya, kopi mempunyai keterkaitan dengan hutan, karena kopi hanya hidup di dataran tinggi. ” Keterkaitan kopi dan hutan sangat lekat, makanya kopi merupakan komoditi kedua tersebesar setelah sawit,” ujar Ketua Komunitas Peduli Hutan Sumatera Utara (KPHSU) Jimmy dalam diskusi yang digelar Aliansi Jurnalis Indepanden (AJI) Medan di Desa- Desa Resto, Jalan Setia Budi, Selasa (12/8/2014).

Dikatakannya, susahnya produktifitas petani kopi di Indonesia dikarenakan tidak adanya dukungan pemerintah kepada petani kopi.? Seperti halnya di Dolok Sanggul, dimana pendapatan pedi sana besar namun tidak ada program pemerintah yang mendukung ke arah sana. ” Analis isnya, mayoritas pemilik perke bunan kopi itu rakyat. Sedang kan sa wit pemiliknya 90 persen korp or asi,” ungkapnya.

Tak sampai disitu, jelasnya, mitos-mitos terkait kopi juga membuat petani kopi sampai saat ini tidak berkembang. “Sebenarnya banyak refe rensi kesehatan tentang kopi. Kopi dapat menurunkan stres dan depresi. Dengan adanya mitos itu membuat petani tidak mendapatkan posisi tawar dan harga jual juga semakin rendah,” ucapnya.?

Di luar negeri, seperti Brazil, Vietnam dan sebagainya, katanya, sudah ada sertifikasi di dunia kopi. Sertifikasi itu sebagai bentuk keadilan dan keseimbangan kepada petani kopi. ” Korporasi bertanggung jawab untuk memberikan keuntungan mereka kepada petani kopi. Untuk itu, peme rintah harus mengambil peran agar petani kopi lebih dihargai dan bisa sejahtera,” jelasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.