MEDAN, KabarMedan.com | Menteri Pemuda dan Olahraga (Mempora) Imam Nahrawi mendukung penuh rencana PSSI membangun sarana komprehensif dalam pengembangan sepakbola nasional di Sumatera Utara (Sumut). Tidak hanya sepakbola, Sumut juga dinilai berpotensi menjadi sport centre pengembangan olahraga nasional.
Dukungan tersebut disampaikan Menpora Imam Nahrawi didampingi isteri Shobibah Rohmah Nahrawi dalam acara temu ramah dengan Wakil Gubernur (Wagub) Sumut Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dan sejumlah elemen masyarakat di rumah dinas Wagub Jl Teuku Daud Medan, Kamis (19/2/2105) malam.
Hadir dalam acara temu ramah itu Deputi Menpora Sahyan Asmara, sejumlah tokoh masyarakat perwakilan Nahdatul Ulama (NU) Yance, tokoh Masyarakat Adat Melayu Indonesia (Masyarakat Melayu Baru Indonesia) Syarifuddin Siba, Ketua Gerakan Anti Narkotika (GAN) Sumut HM Kamaluddin Lubis SH, pengurus Resimen Mahasiswa (Menwa) Mahatara Sumut, pengurus Garda Bangsa Sumut dan sejumlah tokoh pemuda dan organisasi kemasyarakatan.
Selain berdiskusi ringan tentang peran pemuda dan perkembangan olahraga di Sumut, Menpora juga menyatakan sedang melakukan penjajagan di sejumlah Kabupaten/Kota di Indonesia sebagai Kabupaten Layak Pemuda.
“Kabupaten Layak Pemuda ini menjadi pilot project untuk pengembangan kepemudaan di Indonesia. Ini salah satu program Kementerian Pemuda dan Olahraga yang diamanatkan Pemrintahan Jokowi-JK,” sebut Imam.
Imam menjelaskan, Kabupaten Layak Pemuda nantinya akan mengakomodir berbagai kegiatan positif dan padat karya bagi pengembangan peran kaum muda dalam mendorong laju pembangunan nasional.
Dalam kesempatan itu, Imam juga mendukung penuh rencana pengurus PSSI dalam menyiapkan sarana dan prasarana pengembangan sepakbola nasional di Sumut. Rencana tersebut terungkap dalam peertemuan Ketua PSSI Pusat Johar Arifin Husein dengan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi beberapa waktu lalu.
“Sudah menjadi kewajiban pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten untuk mendukung pengembangan olahraga nasional. Kita harus punya kawasan yang dapat mendukung pengembangan olahraga nasional, tidak hanya sepakbola, namun juga sleuruh cabang olah raga semacam sport centre,” jelas Imam.
Kementerian Pemuda dan Olahraga saat ini sedang mendesain agara Pemerintah Daerah memiliki sarana dan prasarana pengembangan olahraga khas di daerah masing-masing. Program ini dimaksudkan guna mengembangkan olahraga spesifik unggulan dari suatu daerah.
“Pemerintah pusat akan mendorong, baik itu pembinaan, kompetisi sampai penyiapan sarana dan prasarana. Ini menjadi salah satu perioritas kita dalam 2016,” jelas Imam.
Imam juga mengaku, Stadion Teladan Medan sangat akrab terdengar menjadi lokasi pertandingan sepakbola skala nasional dalam 10 tahun lalu. Namun nama stadion kebanggaan Sumut itu perlahan lenyap seiring menurunnya prestasi persepakbolaan di Sumut.
“Mari kita diskusikan bersama, agar sepakbola kembali bergaung di Sumatera Utara seperti beberapa tahun lalu,” ajak Imam.
Sementara Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi menyatakan, sebelumnya Ketua PSSI Pusat Johar Arifin Husein telah mengajukan permohonan kepada Pemrintah Provinsi (Pemprov) Sumut untuk menyiapkan lahan seluas lebih kurang 20 hektar untuk pembangunan pusat pelatihan sepakbola.
“PSSI berharap Pemprov Sumut membantu dalam penyiapan lahan. Mengenai pembangunannya akan digalang dari berbagai pihak yang peduli dengan perkembangan sepak bola di tanah air, termasuk pemerintah pusat,” sebut Erry.
Pemprov Sumut, sebut Erry, akan melakukan sejumlah pertemuan dengan berbagai pihak guna mengkaji kemungkinan pembangunan pusat pelatihan konfrehensif sepakbola nasional di Sumut.
“Pak Johar Arifin dalam pertemuan lalu, berharap sepakbola nasional bangkit kembali. Tetapi harapan itu akan sulit tercapai jika kita tidak memiliki kawasan khusus yang dapat memaksimalkan pelatihan, pembinaan dan saran pendukung,” ujar Erry.
Dalam kesempatan yang sama, Erry juga mengamini sejumlah cabang olahraga di Sumut mengalami penurunan prestasi akibat banyak factor, termasuk pembiayaan dan minimnya pembinaan atlet.
“Kita juga sedih, beberapa atlet berprestasi asal Sumut pindah mendukung provinsi lain. Banyak alasan mengapa ini bisa terjadi. Salah satunya adalah pembiayaan dan pembinaan serta apresiasi yang relatif minim yang diperoleh atlet,” papar Erry.
Dengan perasaan miris, Erry juga mengatakan Sumut dipercaya sebagai tempat penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) pada tahun 1953 lalu. Setelah itu, Sumut hanya menjadi tamu.
“Sumut hanya sekali menjadi tuan rumah PON ke III. Itu yang pertama. Semoga itu bukan yang terakhir. Kami berharap Mempora memberikan kesempatan agar Sumut untuk menjadi tuan rumah pada PON yang akan datang,” harap Erry. [KM-01]