[kabarmedan.com] Orang Medan biasanya menyebut pasar tradisional, dengan sebutan ‘pajak’. Padahal, menurut kamus Indonesia, pajak berarti upeti. Di Medan ucapan pajak sudah lumrah. Sama halnya menyebut Pajak Sei Sikambing, Pajak Sukaramai, Pajak Helvetia, Pajak Simalingkar maupun Pajak Melati yang bakalan saya ceritakan di artikel ini.
Pajak Melati berada di Jalan Flamboyan Raya, berdekatan dengan persimpangan menuju Tanjung Anom. Kawasan ini juga mencakup kawasan Jalan Sakura Raya yang aksesnya bisa langsung menuju Asam Kumbang, Kampung Lalang dan menuju Binjai.
Layaknya pasar tradisional, Pajak Melati merupakan pusat perbelanjaan sembako dan keperluan rumah tangga. Tapi, ada yang membedakan pajak ini dengan yang lain.
Di Pajak Melati terdapat banyak kios-kios penjual pakaian bekas impor atau biasa disebut ‘monza’. Sebenarnya asal usul kata sendiri berasal dari kata ‘Mongonsidi Plaza’. Dulu, sekitar tahun 1990-an, terdapat satu pusat perbelanjaan monza terbesar di Medan. Lokasinya tepat di Jalan Dr. Mongonsidi Medan. Karena itulah lama-lama orang Medan terbiasa dengan kata ‘monza’ untuk menyebut pakaian bekas impor yang dibeli dari Jl. Mongonsidi. Ya, orang Medan memang juga ahlinya menciptakan istilah baru.
Belakangan, memasuki tahun 2000-an, pasokan monza di kios-kios Jl. Mongonsidi berangsur semakin sedikit. Satu persatu kios-kios mulai beralih menjual barang-barang baru, seperti tas, karpet maupun jaket. Singkat kata Jl. Mongonsidi tak lagi dianggap kawasan penjualan monza di Medan.
Hampir satu dekade, Pajak Melati dikenal sebagai salah satu kawasan penjualan monza terbesar di Medan, selain di Pajak Simalingkar dan Pajak Helvetia. Sampai kini Pajak Melati tetap menjadi kawasan yang selalu diincar oleh para ‘pemburu’ pakaian kualitas impor berharga miring. Hari Selasa, Jumat dan Minggu hari yang paling tepat berburu monza di sini. Sebab, hari itu pulalah ‘dinobatkan’ sebagai ‘hari monza’ dalam sepekannya. Di tiga hari ini, kios monza yang jumlah mencapai seratusan, buka semua. Beda dengan hari biasa, hanya beberapa kios yang buka.
Selain monza, Pajak Melati termasuk pasar tradisional yang paling ramai di Medan. Warga sekitar, khususnya, tak sedikit yang mengaku puas belanja di Pajak Melati. Selain lengkap, harga-harga sembako di pasar ini juga tergolong murah bila dibandingkan dengan pasar-pasar lain di Medan.