Pemko Medan Berkomitmen Lindungi Anak Dengan HIV/AIDS

Walikota Medan, Dzulmi Eldin di acara seminar ADHA

KABAR MEDAN | Wali Kota Medan, Dzulmi Eldin mengatakan kalau Pemerintah Kota (Pemko) Medan berkomitmen untuk melindungi anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang ada di kota Medan. Komitmen ini pun ditandai dengan MoU antara Forum Peduli ADHA dengan keempat dinas terkait dengan penanggulangan dan pencegahan HIV/AIDS yakni Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan Keluarga Berencana juga Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker).

Dalam MoU yang ditanda tangani pada acara Seminar Anak dengan HIV/AIDS (ADHA) yang diselenggarakan oleh Forum Peduli ADHA, di Hotel Garuda Plaza, Rabu (17/12/2014) ini, di dalamnya berkomitmen agar masing-masing instansi memiliki program khusus yang mengatur dan melindungi ADHA di kota Medan.

“Masalah HIV tidak hanya pada dewasa tetapi juga sudah kepada anak-anak yang tidak tau apa-apa. Berkembangnya penyebaran HIV/AIDS pada generasi muda apalagi yang tidak disengaja dari orang tua,” ujarnya.

Untuk itulah, Eldin berharap Forum Peduli ADHA ini dapat ikut memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang HIV/AIDS dan melalui seminar ini nanti aka nada langkah untuk melindungi anak yang tertular dan mencegah anak-anak agar tidak tertular dari orang tuanya.

“Cegah anak agar tidak tertular dari ibunya yang hamil yang terkena HIV agar tidak menularkan kepada anaknya. Dinas kesehatan dan Puskesmas juga melakukan upayanya,” harap Eldin.

Dikatakan Eldin, Pemko Medan juga akan bersinergi dengan Forum Peduli ADHA untuk memutus lingkaran Narkoba, pergaulan bebas yang berdampak kepada HIV/AIDS. Apalagi disebutkannya, persoalan HIV/AIDS ini menjadi tanggung jawab bersama karenanya diminta kepada dinas terkait agar semakin fokus dan memiliki program yang mengatur khusus mengenai permasalahan HIV/AIDS.

”MOU forum peduli ADHA dengan SKPD kiranya mendekatkan dengan Pemko untuk kerjasama bagi pencegahan HIV/AIDS,” harapnya.

Semantara itu, anggota DPD RI asal Sumut, Darmayanti Lubis meminta kepada forum peduli ADHA untuk terus mensosialisasikan dan adanya aksi mencegah penularan HIV. “Kita di DPD akan mendorong pemerintah pusat agar memberikan perhatian terhadap permasalahan HIV ini sampai kepada pemerintah di daerah. Dinkes juga harus membuat aksi,” ujarnya.

Seminar juga diisi dengan pemutaran video perjuangan “IN” yang mengasuh dan menjaga adiknya “N” yang tertular HIV/AIDS dari orang tuanya. Adik kakak ini harus berjuang hidup berdua tanpa orangtua dengan kondisi “N” yang sudah terinfeksi virus mematikan tersebut. Saat ini “N” telah pergi untuk selamanya. Forum Peduli ADHA ini juga lahir dari keprihatinan terhadap kehidupan “N”, untuk itulah diharapkan ke depan dengan adanya sinergi antar instansi ini maka tidak akan ada lagi ADHA yang terlantar dan tak dipedulikan.

Untuk itulah dilakukan MoU diantara Dinkes yang diteken langsung Kadinkes Medan, Usma Polita, Kadinsosnaker Armansyah Lubis, Dinas Pendidikan Medan, Marasutan Siregar dan Kaban PP dan KB Medan, Muslim Harahap yang disaksikan Wali Kota Medan, Anggota DPD RI Darmayanti Lubis.

Menurut Ketua Panitia kegiatan, Saurma MGP Siahaan, yang juga Ketua Forum ADHA menyampaikan, mereka akan berusaha mengawal ADHA di Medan. “Kita berharap ada perlindungan bagi ADHA di Medan, sehingga setiap anak tidak terkecuali ADHA dapat memperoleh haknya,” katanya.

Sementara Ketua Perhimpunan Dokter Peduli HIV/AIDS (PDPAI) Sumut, Umar Zein mengungkapkan, indikator HIV positif pada prevalensi umum hampir mendekati 50 persen.

Menurutnya, hal yang paling penting adalah bagaimana melakukan pencegahan penularan HIV/AIDS, bagaimana anak yang lahir tidak tertular HIV. “Perlunya rekomendasi dari Wali Kota Medan agar semua ibu hamil di tes untuk mengetahui apakah terkena HIV,” harap Umar Zein.

Acara Seminar bertajuk ‘Kami Ada Untuk ADHA’ dan MOU tentang perlindungan social untuk ADHA ini dihadiri LSM Medan Plus Eban Totonta Kaban, pemerhati HIV/AIDS Rahmat Nur Kurniawan, dr Linda T Maas dan lainnya. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.