LANGKAT, KabarMedan.com | Puluhan kilometer jalan di tiga Kecamatan yaitu Batang Serangan, Padang Tualang, dan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, kini kondisinya rusak parah.
Kerusakan jalan bertambah parah dengan adanya pembangunan rel kereta api Medan – Aceh. Bila hujan deras turun, jalan berubah menjadi kubangan kerbau yang setiap saat siap merenggut korban pengendara sepeda motor.
“Kondisi jalan rusak parah hingga puluhan kilometer, akibat setiap hari dilalui puluhan truk roda 10 yang mengangkut material galian C, seperti koral dan kerikil dan tanah,“ ujar Ketua FKP (Forum Karya Putra) Sumut, T Syaiful Anhar, Senin (21/9/2015).
Syaiful mengatakan, kondisi jalan rusak parah mulai dari kawasan Desa Padang Tualang, Desa Kuala Besilam, hingga kawasan Desa Tanjung Selamat. Di tengah badan dan di tepi badan jalan lubang besar dan kecil menganga.
Lubang-lubang itu siap menanti jatuhnya korban dari pengguna jalan. Ruas jalan yang rusak tersebut sejauh ini tidak mendapat perhatian dan perbaikan dari Dinas Pekerjaan Umum Langkat maupun Propinsi Sumut.
“Harus ada tindakan nyata dari Pemerintah Kabupaten Langkat dalam hal ini Bupati, untuk memperbaiki jalan yang rusak, agar roda perekonomian rakyat tidak terganggu, selain itu tegas melarang truk roda 10 yang mengangkut material galian C,” ujar Syaiful
Syaiful menambahkan, jalan rusak menuju perkampungan religius Babussalam, akibat dari pembangunan rel kereta api yang tidak mengindahkan kemaslahatan orang banyak.
“Bila hari panas pengendara sepeda motor, anak sekolah, dan masyarakat bermukim disepanjang jalan menuju perkampungan religius Babusslam mandi debu. Kondisi ini membuat para peziarah religi menuju perkampungan suluk Naqsabandi di Babussalam merasa tidak nyaman melalui jalan berdebu dan berlobang. Hendaknya para kontraktor jangan mengutamakan keuntungan saja tapi pikirkan juga penderitaan yang dirasakan rakyat. Pemkab Langkat jangan menutup mata melihat kondisi jalan yang rusak parah di Kecamatan Padang Tualang dan Batang Serangan,” tandasnya.
Menurut Syaiful, kondisi rusaknya ruas jalan Kecamatan Padang Tualang juga mendapat sorotan dari pihak Polda Sumut. Kabarnya, telah dipanggil sejumlah kontraktor PJKA oleh Polda Sumut.
“Kabarnya, sekitar 10 kontraktor PJKA terkait rusaknya jalan Kecamatan Padang Tualang hari ini dipanggil Polda untuk dimintai keterangan,” jelasnya seraya berharap, para kontraktor tersebut harus bertanggungjawab atas terbuangnya uang rakyat dengan sia-sia.
Ia berharap, Polda Sumut sebagai penegak hukum dapat mengungkap perusakan jalan di Padang Tualang, yang notabene telah merugikan uang rakyat terbuang sia-sia atas kerusakan yang disebabkan para kontraktor tersebut.
“Sebagai pedoman awal, Polda Sumut harus memeriksa legalitas para kontraktor, apakah memiliki izin lengkap atau diduga liar. Dan juga izin Galian C sebagai penyuplai bahan material, apakah sesuai izin atau illegal,” ungkapnya.
Sementara itu, menurut informasi yang diperoleh dari Mapolda Sumut, membenarkan adanya pemanggilan kepada 10 kontraktor asal Kabupaten Langkat.
“Memang ada benar dipanggil untuk dimintai keterangan,” ujar seorang Perwira yang minta namanya tak disebutkan dengan alasan informasi tersebut masih dalam tahap pemeriksaan. [KM-01]