Psikolog : Guru Itu Pengajar Bukan Penghajar

MEDAN, KabarMedan.com | Kasus kekerasan terhadap SM (6), siswi kelas II SD Sutomo yang dipukul Vivi (30), guru bimbingan belajar Tinkerbell di Jalan Krakatau, Gang Mandor, Kecamatan Medan Timur mendapat tanggapan dari psikolog Lodiana Ayu.

Ia menilai, tidak selayaknya seorang guru bimbingan belajar melakukan pemukulan terhadap anak muridnya. Hal ini dikarenakan membawa dampak buruk terhadap psikologi anak, seperti trauma dan takut belajar maupun bertemu orang. (baca berita sebelumnya : Pukul dan Jewer Anak Didik Hingga Berdarah, Guru Bimbel Dipolisikan).

“Tugas guru adalah membimbing anak agar mau belajar, bukan sebagai sosok yang menakutkan dan musuh bagi anak didiknya,” kata psikolog Lodiana Ayu, Rabu (2/9/2015).

Dikatakan Lodiana, guru pengajar seharusnya tahu tentang kemampuan dari anak didiknya, apalagi anak didiknya baru berusia 6 tahun.

Baca Juga:  Hari ke 10 Operasi Patuh Toba 2024, Kejadian Laka Lantas dan Pelanggaran Menurun

“Belajar di usia dini sebenarnya harus dibarengi dengan bermain. Orang tua mempercayakan anaknya kepada guru
untuk memberi tambahan pelajaran kepada guru bimbel. Artinya guru bimbel tersebut harus tahu kondisi anak,” sebutnya.

Lodiana menjelaskan, menjadi guru bukan hanya bisa mengajar saja, tapi harus peka dengan kondisi anak didiknya, dan punya jiwa dalam mendidik.

“Guru adalah pengajar bukan penghajar. Artinya jika anak tersebut bandel atau kurang dari teman-temannya, bukan berarti guru harus menghajarnya,” ungkapnya.

Lodiana menilai, menjadi guru bukanlah orang yang asal-asalan, tapi juga harus di test psikologinya. “Tidak semua orang dapat menjadi guru pendidik,” ucapnya.

Saat disinggung mengenai orang tua yang melaporkan kejadian ini ke kantor polisi, Lodiana menjelaskan, seharusnya orang tua dapat membicarakan hal itu dengan guru yang bersangkutan.

Baca Juga:  Pasangan Pengedar Sabu di Labusel Ditangkap di Kamar Kost

“Jika memang tidak ditemukan jalan keluar, apalagi perbuatan guru tersebut juga dilakukan terhadap kakak korban, silahkan aja lapor polisi. Artinya hal itu sudah menunjukkan hal yang tidak baik yang dilakukan oleh sang guru,” ujarnya.

Ketika ditanya apakah sang guru pernah mengalami trauma di waktu kecil sehingga sesudah dewasa melakukan pemukulan terhadap anak didiknya, Lodiana Ayu mengaku belum dapat memastikannya.

“Saya belum dapat mengatakan trauma masa lalu guru yang membuat dia seperti itu, bisa jadi iya bisa jadi juga tidak. Kita butuh data lagi untuk mengetahui latar belakangannya,” pungkasnya.  [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.