Rekor ‘Menulis Resensi Buku Terbanyak’ Siap Dipecahkan di Sergai

Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sergai - Drs. Joni Walker Manik, MM, memeriksa kesiapan pelaksanaan Deklarasi Gerakan Budaya Membaca di Lapangan Replika Istana Sultan Serdang, Jumat (27/11/2015).

PERBAUNGAN, KabarMedan.com | Lebih dari 10.000 pelajar akan berpartisipasi dalam ‘Deklarasi Gerakan Budaya Membaca’ di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai). Peserta akan melakukan kegiatan membaca buku dan menulis resensi. Jumlah resensi yang ditulis akan menjadi resensi buku terbanyak di Indonesia. Deklarasi sendiri akan dilaksanakan pada Sabtu, (28/11/2015) di Lapangan Replika Istana Sultan Serdang di Perbaungan.

“Lebih dari 967 sekolah dari tingkat SD, SMP, SMA, SMK dan Madrasah se-Serdang Bedagai telah bersiap membuat rekor baru ini,” ungkap Koordinator Daerah USAID PRIORITAS Sergai, Abdul Firman, Jumat (27/8/2015).

Abdul Firman mengatakan rendahnya minat membaca dikalangan pelajar di Indonesia, merupakan persoalan serius. Laporan UNESCO pada tahun 2012 menyebut hanya 1 dari 1000 orang Indonesia yang punya minat baca. Rendahnya minat baca ini berdampak rendahnya prestasi belajar siswa.

”Karena itu USAID PRIORITAS dan Pemkab Sergai memulai gerakan bersama untuk membudayakan kegiatan membaca,” tambahnya.

Baca Juga:  Pameran Kelapa Sawit Terbesar di Dunia Berlangsung di Indonesia

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sergai Drs Joni Walker Manik, MM menyebut, Deklarasi Gerakan Budaya Membaca merupakan bentuk keseriusan Pemkab Sergai untuk meningkatkan mutu pendidikan. Melalui gerakan budaya membaca, maka pelajar di Sergai mendapat akses yang lebih besar kepada pendidikan yang berkualitas. Kesempatan akan membantu pelajar Sergai untuk siap menghadapai masa depan.

“Keterampilan literasi merupakan dasar dari keberhasilan menjalani proses pembelajaran. Semakin baik keterampilan literasi anak, maka akan semakin baik pula kemampuan menalarnya,” ujarnya.

Joni Manik mengatakan keterampilan literasi hanya bisa ditumbuhkan melalui pembudayaan. Dibutuhkan sebuah gerakan bersama yang melibatkan pemerintah dan masyarakat untuk membiasakan anak membaca terus menerus. Kebiasaan ini yang kelak menjadi kebudayaan.

“Seorang siswa kelas awal di sekolah dasar harus mampu membaca minimal 45 – 60 kata per menit agar dapat memahami bagian dari isi buku yang dibaca. Keterampilan seperti ini hanya bisa tumbuh jika kita membiasakan anak membaca,” ungkapnya.

Baca Juga:  Polsek Dolok Masihul Beri Penyuluhan Bahaya Geng Motor dan Narkoba dalam Program Police Go to School

Tingkat keterampilan anak juga berhubungan erat dengan keberhasilan menuntaskan pendidikan dasar. Studi di Amerika Serikat tahun 2011 menemukan siswa kelas 3 SD yang tidak lancar membaca, akan berpeluang empat kali lipat meninggalkan bangku sekolah tanpa mendapatkan ijasah. Sebanyak 23 persen siswa yang tidak memiliki keterampilan membaca dasar, akan gagal menyelesaikan pendidikan.

Program USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Bersama Pemkab Sergai, USAID PRIORITAS bekerjasama untuk menyediakan layanan pendidikan berkelas dunia kepada banyak siswa di Sergai. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.