Riset: Teknologi Grab Berdampak pada Peningkatan Kualitas Hidup UMKM di Medan

MEDAN, KabarMedan.com | Center for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics merilis studi yang menunjukkan teknologi Grab berperan penting bagi UMKM Medan.

Riset tersebut menyebutkan peningkatan kualitas hidup yang dirasakan UMKM sebesar 8% dan pendapatan mitra Grab hingga 114%.

Riyadi Suparno, Direktur Eksekutif, Tenggara Strategics mengatakan, gig economy mempunyai peran penting dalam memperkuat ketahanan ekonomi.

“Saat Sumatera Utara mulai beradaptasi untuk menyambut era pasca COVID-19, kita percaya bahwa platform seperti Grab dan sektor gig economy dapat mendukung proses pemulihan ekonomi,” katanya, Selasa (11/8/2020).

Kesiapan secara digital, kata Riyadi, akan menjadi lebih penting dalam era new normal. Grab dapat membantu bisnis beradaptasi dengan beralih secara online menuju layanan seperti GrabFood dan GrabKios.

“Meskipun masih ada banyak ketidakpastian ekonomi di waktu yang akan datang, kami percaya gig economy akan memainkan peran penting dalam membantu mempertahankan mata pencaharian,” ujarnya.

Mitra merchant GrabFood dan agen GrabKios di Medan yang disurvei mengalami peningkatan hingga 32 persen atau sekitar Rp 52,2 juta per bulan.

Sementara, rata-rata pendapatan agen GrabKios meningkat 9 persen atau Rp 13,5 juta per bulan. Sebanyak 44% mitra merchant GrabFood Medan juga mengaku tidak perlu penambahan modal untuk meningkatkan bisnisnya.

Peningkatan penghasilan dirasakan mitra pengemudi GrabCar dan GrabBike. Di mana peningkatan pendapatan hingga 103% menjadi Rp7,3 juta per bulan dan 114% menjadi Rp3,8 juta per bulan setelah bergabung dengan Grab.

Kesempatan pemasukan yang ditawarkan Grab telah memungkinkan lebih banyak mitra untuk menabung secara rutin.

Saat ini, 75% mitra pengemudi GrabBike dan 55% mitra pengemudi GrabCar rutin menabung di bank. Dana yang ditabung rata-rata Rp 939 ribu hingga Rp 1,4 juta.

Kemudahan mendapat pinjaman juga dirasakan mitra Grab, karena penyedia jasa keuangan lebih mempercayai mereka.

Hal ini memberi mereka kesempatan untuk mengajukan pinjaman agar dapat mengembangkan bisnisnya atau berinvestasi pada motor atau mobil baru.

Rasakan Perubahan Bisnis dari Offline ke Online

Wirausahawan asal Medan bernama Qonitah Azzahra (25) merasakan perubahan bisnis dari offline ke online selama menjalankan usaha.  Toko busana muslim milik keluarganya dulu hanya melayani para pembeli yang datang ke toko sampai tahun 2017.

“Setelah lulus kuliah di Universitas Indonesia, saya kembali ke Medan dan mulai kembali usaha busana muslim bernama Qonitah Project,” katanya.

Ia pun mulai belajar jualan online karena melihat kebiasaan masyarakat Medan yang terbiasa belanja lewat smartphone.

“Untuk pengantaran pesanan pelanggan sehari-hari, saya pakai GrabExpress karena tahu mitra pengantarnya harus memberikan foto barang saat sudah sampai di tangan pembeli. Ini membuat saya yakin kalau barang yang saya jual aman,” katanya.

Saat ini, Qonitah Project sudah punya 6 karyawan yang membantu saya di toko. Pada masa pandemi ini, katanya, usahanya memang terkena dampak, namun dirinya tetap bisa mempertahankan penjualan dan malah bisa menambah 3 karyawan kontrak guna membantu melayani pesanan yang melonjak pada Hari Raya Idul Fitri lalu.

“Seiring berkembangnya bisnis, saya sekarang sudah cukup percaya diri untuk segera memulai usaha lain di bidang kuliner karena melihat bisnis ini sangat berkembang di Medan berkat adanya GrabFood,” pungkasnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.