Suwarjono – Arfi Bambani Pimpin AJI Periode 2014-2017

Ketua AJI Indonesia, Suwarjono (kanang/pegang mic) bersama Sekretaris Jenderal AJI, Arfi Bambani (kiri).

KABAR MEDAN | Pasangan Suwarjono dan Arfi Bambani terpilih sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia periode 2014–2017 pada Kongres IX AJI di Hotel Grand Rocky Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar), Minggu (30/11/2014). Pasangan Suwarjono dan Arfi Bambani mengungguli perolehan suara pasangan calon Abdul Manan dan Renjani Pusposari.

Dari total 245 suara di 37 perwakilan AJI Kota se-Indonesia pasangan Suwarjono-Arfi meraih 157 suara Sementara, Abdul Manan-Renjani hanya meraih 88 suara.

Suwarjono sebelumnya menjabat Sekretaris Jenderal AJI periode 2011–2014. Pemimpin Redaksi Suara.com, itu bergabung ke AJI Jakarta pada 1999.  Ia pernah menjadi pengurus Divisi Serikat Pekerja AJI Jakarta. Pada tahun 2001, Suwarjono masuk kepengurusan AJI Indonesia sebagai koordinator serikat pekerja.

Sementara, Arfi Bambani Amri pengurus AJI Indonesia periode 2011–2014, saat ini bekerja di Viva.co.id sebagai redaktur yang mengepalai Kompartemen Nasional, Politik dan Metropolitan. Lulusan Universitas Gajah Mada ini juga pernah bekerja di detik.com.

Ketua terpilih, Suwarjono mengajak seluruh anggota AJI kembali bersama-sama membangun dan membesarkan organisasi.

“Ke depan tugas kita akan semakin banyak. Butuh komitmen bersama untuk membesarkan AJI,” kata Suwarjono.

Sementara itu, Sekjen terpilih Arfi Bambani menyebutkan, sejumlah hal baru dari hasil Kongres IX AJI itu menjadi tantangan dan prioritas pengembangan organisasi.

Resolusi dari kegiatan kongres itu di antaranya AJI menyambut kehadiran jurnalis warga, AJI menolak secara tegas keterlibatan anggotanya dalam partai politik, Majelis Etik mempunyai kekuatan lebih besar untuk memberikan sanksi terhadap pelanggaran etik di organisasi.

Selain itu, Arfi mengatakan pengurus akan melakukan penarikan iuran secara nasional yang akuntable. Dan terakhir AJI membentuk bidang baru yakni komunikasi dan data untuk memperkuat basis pengembangan kompetensi anggota yang outputnya mendirikan sindikasi berita.

“Strategi itu merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan jurnalis, yang belakangan menjadi perdebatan sengit dan prioritas keja organisasi,” katanya. [KM-01/antara]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.