Tersangka Penganiayaan Dan Pembunuhan PRT Mengarah Pada Psikopat

KABAR MEDAN | Penyiksaan dan pembunuhan yang dilakukan oleh Syamsul Anwar dan Randika terhadap pembantunya di kediamannya Jalan Beo simpang Jalan Angsa, Kecamatan Medan Timur dinilai mengarah kepada gangguan antisocial personality disorder (gangguan kepribadian antisosial) atau yang dikenal sebagai psikopat.

Sebab, psikopat ditujukan pada orang-orang yang tidak pernah punya rasa penyesalan dan menghalalkan segala cara demi mencapai suatu tujuannya.

“Mereka sudah mengarah ke psikopat. Seharusnya sang majikan melindungi dan memelihara orang-orang yang menjadi tanggung jawab di rumahnya.? Banyak majikan yang masih beranggapan dan memperlakukan para pembantunya bak budak, sehingga mereka bertindak semaunya tanpa mengenal aturan,” kata Psikolog Universitas Sumatera Utara, Irna Minauli, Kamis (11/12/2014).

Dijelaskannya,  seorang psikopat sadar sepenuhnya atas perbuatannya, namun tidak peduli dan merasa apa yang dilakukannya itu tidak salah. “Ciri-cirinya tadi tidak pernah merasa salah atau menyesal. Tidak peduli apa yang dilakukannya itu merugikan orang lain atau membuat orang lain menderita,” ujarnya.

Baca Juga:  Hari ke 10 Operasi Patuh Toba 2024, Kejadian Laka Lantas dan Pelanggaran Menurun

Menurutnya, bentuk-bentuk kekerasan terhadap para pembantu bukan cuma berupa kekerasan fisik saja, namun juga dapat dilakukan secara  kekerasan verbal dengan menghina dan merendahkan. Selanjutnya, kekerasan finansial yaitu dengan menahan atau tidak memberikan gaji yang layak.

“Kekerasan sosial dengan melarang para pembantunya untuk berinteraksi dengan keluarga atau teman-temannya serta terkadang kekerasan seksual,” ucapnya.

Ia mengaku, orang seperti itu biasanya yang mempunyai masalah dengan orang lain di sekitarnya. Sehingga, mereka mereka  dipenuhi dengan rasa kebencian dan permusuhan serta kecurigaan terhadap pembantunya.

“Mereka senantiasa menginginkan kesempurnaan dari pekerjaan pembantunya. Padahal terkadang mereka juga bisa melakukan kesalahan karena ketidakpahamannya,” terangnya.

Baca Juga:  Dugaan Korupsi Kapasitas Jalan Provinsi di Toba Samosir, 3 Tersangka Ditahan

Akibat tindakannya tersebut, pembantu terkadang bersikap apatis dan tidak berani menentangnya. Mereka sudah mengalami ketidakberdayaan yang dipelajari sehingga merasa tidak berdaya dan sulit untuk keluar dari situasi tersebut yang membuat mereka menjadi lebih rentan menjadi bulan-bulanan dari majikannya yang kejam.

Dia menjelaskan, sifat-sifat semua manusia dipengaruhi kombinasi faktor genetik, biologik dan lingungan atau psikososial. Jadi rasa kasihan seseorang terhadap orang lain juga dipengaruhi kombinasi faktor faktor tersebut.

“Sifat seseorang terbentuk bawaan dari lahir dan dipengaruhi lingkungan. Pola asuh yang salah dan pengalaman kekerasan saat kecil juga berkaitan dengan pembentukan perilaku di masa dewasa,” tambahnya. [KM-03]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.