MEDAN, KabarMedan.com | Ratusan warga pinggiran rel kereta api kembali turun ke jalan menolak penggusuran yang dilakukan PT KAI. Warga yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Masyarakat Pinggir Rel (FK MPR) membawa puluhan siswa SD dan SMP, melakukan long march dari Jalan Glugur menuju Gedung DPRD Sumut, di Jalan Imam Bonjol, Kamis (15/9/2016).
“Mereka merupakan anak-anak yang tinggal di pinggir rel sepanjang Stasiun Besar hingga Pulo Brayan yang terkena dampak jika rumah kami tetap digusur,” kata Ketua FK MPR, Jhoni Naibaho.
Dalam aksinya, warga menuntut pembatalan penggusuran di sepanjang pinggiran rel. “Jika penggusuran tetap dilakukan, kami menuntut agar direlokasi ke tempat yang layak,” ucap Jhoni.
Warga juga meminta Pemprov Sumut dan Pemko Medan segera menyelesaikan persoalan yang dihadapi masyarakat pinggir rel. Mereka juga menolak dilibatkannya aparat TNI dalam upaya penggusuran.
“Tadi malam OKP sudah digunakan untuk mengintimidasi warga,” ujar Jhoni.
Penggusuran masyarakat pinggir rel dilakukan PT KAI menyusul proyek pembangunan rel ganda. Khusus di lintasan dari Stasiun Besar menuju Pulo Brayan, terdapat sekurangnya 874 rumah yang akan dibongkar.
“Sekarang tersisa 553 rumah,” ungkap Jhoni.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Sumut Hanafiah Harahap, meminta kepada semua pihak untuk tidak semena-mena memperlakukan warga pinggir rel.
“Jika lokasi itu mau dialihfungsikan, masyarakat tidak boleh diusir begitu saja,” jelas Hanafiah.
Hanafiah juga meminta masyarakat yang tergabung dalam FK-MPR tetap fokus dengan apa yang diperjuangkannya. [KM-03]