KABAR MEDAN | Wakil Gubernur Sumatera Utara, Ir. H Tengku Erry Nuradi, M.Si mengajak Gabungan Pengusaha Eksportir Indonesia (GPEI) untuk menggenjot nilai eksport berbagai produk dari daerah Sumut. Erry meyakini, peningkatan eksport berbanding lurus dengan naiknya tingkat kesejahteraan masyarakat.
Imbauan tersebut disampaikan Wagubsu, Tengku Erry, pada acara Halal Bi Halal bersama keluarga besar GPEI Sumut di ruang Bandar Deli PT Pelindo I Cabang Belawan, Kamis (15/8/2014).
Hadir dalam acara tersebut perwakilan Biro Klasifikasi Indonesia, pengurus Asosiasi Logistik Forwarder Indonesia, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia dan sejumlah undangan lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, Erry menyatakan Pelabuhan Belawan saat ini terus mengalami pengembangan dalam upaya memaksimalkan pelayanan eksport dan import. Panjang pelabuhan Belawan yang sebelumnya 950 meter dan hanya mampu melayani 1,2 juta peti kemas tiap tahun, kini berbenah dan mendapat pengembangan seluas 700 meter.
“Itu artinya, panjang Pelabuhan Belawan menjadi 1.650 meter. Dengan begitu, Pelabuhan Belawan dapat menampung peti kemas mencapai 2 juta container tiap tahunnya. Jika selama ini kapasitas daya tampung menjadi kenala, kini berangsur dapat solusinya. Eksportir dapat menggenjot nilai eksportnya,” sebut Erry.
Erry juga mengatakan, keterbatasan kapasitas Pelabuhan Belawan mempengaruhi kemampuan bongkar muat. Waktu yang dibutuhkan untuk bongkar muat peti kemas layaknya maksimal 2 hari untuk satu kapal cargo, terpaksa memakan waktu menjadi 5 hari. Kondisi tersebut sangat merugikan pengusaha.
“Dengan selesainya pengembangan Pelabuhan Belawan nantinya, kerugian akibat masalah waktu akan segera teratasi. Eksportir diharapkan dapat menggenjot nilai eksportnya. Dengan meningkatnya nilai eksport, maka meningkat juga total serapan produk masyarakat, baik produk hasil UMKM, pertanian dan lain sebagainya,” jelas Erry.
Untuk mendukung keberadaan Pelabuhan Belawan, Erry juga menyinggung rencana pembangunan Pelabuhan Kualajanjung dengan panjang dermaga mencapai 21 kilometer dengan masa pengerjaan mencapai 3 tahun. Pelabuhan Kuala Tanjung nantinya dapat menampung 21 juta peti kemas tiap tahun.
“Pelabuhan Kuala Tanjung akan terintegrasi dengan PT. Inalum dalam bidang pengiriman alumunium dan peti kemas. Untuk memudahkan operasional bongkar muat, lebih mendukung jika ada jalur kereta api yang langsung ke pelabuhan,” sebut Erry.
Secara rinci Erry memaparkan data perdagangan luar negeri Sumut 2014. Berdasarkan angka periode semester I pada Januari-Juni, eksport Sumut hanya US$ 4,71 milyar, lebih rendah dari periode yang sama pada Tahun 2013 yang tercatat US$ 4,79 milyar. Sementara nilai import semester pertama tahun 2014 tercatat US$ 2,58 milyar sampai, lebih rendah pada periode yang sama tahun 2013 yang mencapai US$ 2,60 milyar.
“Mari kita genjot nilai eksport dan import periode berikutnya. Banyak hasil pertanian yang memiliki daya jual tinggi yang layak dieksport. Bantu UMKM dalam memasarkan hasil produknya keluar negeri dengan harga jual memadai,” harap Erry.
Di penghujung sambutannya, Erry tidak lupa mengajak dunia usaha menelurkan program dalam upaya mendorong peningkatan perekonomian Sumut, termasuk menciptakan iklim investasi yang kondusif. [KM-01]