KABAR MEDAN | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) yang juga selaku Ketua Pengurus Harian Komisi Penanggulangan Aids (KPA) Provinsi Sumut mengajak masyarakat untuk terlibat dalam pencegahan penularan HIV dan Aids. Penanggulangan aids bukan mengobati, tetapi lebih pada upaya pencegahan agar tidak tertular.
Hal tersebut disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi saat menerima audiensi Panitia Pelaksana Hari Aids Sedunia Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut 2014 di ruang kerjanya kantor Gubernur Sumut, Jl Diponegoro Medan, Kamis (16/10/2014).
Hadir dalam pertemuan itu Kepala Kantor Wilayah (Kankanwil) Kemenkum HAM I Wayan, Kepala Devisi Permasyarakatan Yosef Sembiring, Sekretaris KPA Sumut Rahmatsyah dan sejumlah panitia lainnya. Sementara Wagub didampingi Asisten Pemeritahan Setdaprovsu Hasiholan Silaen SH, Kabiro Hukum Setdaprovsu H Sulaiman dan Kabid Aptel Diskominfo Provsu Eli Suhaeriyah.
Dalam kesempatan tersebut, Erry menyarankan, panitia pelaksana Haria Aids Sedunia untuk berkoordinasi dengan pengurus KPA Sumut dalam mengemas acara agar tepat sasaran dan berdaya guna bagi masyarakat.
“Hingga saat ini dunia internasional belum menemukan obat penyakit aids. Hal yang paling memungkinkan dilakukan adalah melakukan pencegahan. Untuk itu, pelaksanaan Hari Aids Sedunia nantinya disarankan sarat dengan sosialisasi agar masyarakat mengetahui cara pencegahan aids,” saran Erry.
Lebih rinci Erry mengatakan, dari data yang dimiliki KPA Sumut, jumlah penderita aids positif di Sumut mencapai 6.150 orang. Sebagian besar tertular akibat melakukan hubungan intim di luar. Selebihnya akibat penggunakan jarum suntik dan ditularkan dari suami yang terinveksi kepada isteri atau anak yang terjangkit dari orang ibu saat dalam kandungan.
“Langkah efektif adalah dengan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk tidak jajan di luar rumah. Sedang kepada remaja, dihimbau tidak menggunakan narkoba melalui alat suntik secara bergantian. Tetapi diatas semua itu, langkah efektif adalah dengan menjauhkan diri dari tindakan yang dapat menularkan HIV dan aids,” ujar Erry.
Erry meyakini, jumlah penderita aids di Sumut seperti fenomena gunung es. Warga yang menderita aids masih enggan melaporkan diri kepada Dinas Kesehatan setempat. Untuk itu, masyarakat juga harus mendapat sosialisasi agar mau melaporkan diri agar penanganan dan pencegahan penularan iads dapat dibatasi.
“Kita juga wajib memberikan pemahaman kepada masyarakat luas untuk tidak menjauhi penderita HIV dan aids, apalagi mengucilkan mereka dari lingkungan masyarakat. HIV dan aids bukan penyakit kutukan. Itu juga perlu kita sosialisasikan. Masyarakat juga memiliki tanggungjawab mencegah penularan aids,” seru Erry.
Sementara pimpinan rombongan Panitia Pelaksana Hari Aids Sedunia 2014, I Wayan menyatakan, Menteri Hukum dan HAM ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana Hari Aids Sedunia 2014 dan Dirjen Permasyarakatan ditunjuk sebagai Palaksana Harian dan untuk Provinsi Sumatera Utara Kanwil Kemenkum dan HAM Provsu ditunjuk sebagai Panitia Pelaksana.
“Pelaksanaan Hari Aids Sedunia Sumut terjadwal akan berlangsung 1 Desember 2014 mendatang. Tetapi lokasinya masih dalam musyawarah yakni di Lapas Kelas I Tanjung Gusta Medan atau Lapas yang ada di Kota Pematangsiantar. Dari arahan Pak Gubernur selaku Ketua Umum Komisi Penanggulangan Aids Sumut, pelaksanaan disarankan di Lapas Pematangsiantar,” ujar Wayan.
Wayan juga mengatakan, Lapas Pematangsiantar sangat mendukung pelaksanaan Hari Aids Sedunia, selain aktif, Pematangsiantara sangat dekat dengan sejumlah daerah wisata, termasuk Danau Toba.
Sekretaris KPA Sumut Rahmatsyah mengaku, pihaknya telah melakukan peninjauan ke Lapas Pematangsiantar yang menjadi tempat pelaksanaan Hari Aids Sedunia 2014.
“Dari hasil tinjauan sebelumnya, penghuni Lapas Pematangsiantar rentan terjangkit penyakit HIV dan Aids karena dekat dengan pusat wisata dan lokalisasi,” ujar Rahmatsyah. [KM-01]