KABAR MEDAN | Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi berharap kaum ulama dan pemuka agama berada di garda terdepan dalam mengantisipasi upaya perusakan moral generasi muda. Indonesia saat ini sedang menghadapi peperangan melalui budaya, teknologi informasi, games dan kesenian asing yang terus menggerus akhlak anak bangsa.
Harapan tersebut disampaikan Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi dalam acara pembukaan Koordinasi Dakwah Islam Sumatera Utara Tahun 2014 di Hotel Garuda Plaza, Jl Sisingamangaraja Medan, Kamis (27/11/2014).
Hadir dalam acara tersebut Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut Prof Abdullah Syah, Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Sumut Drs H Tohar Bayoangin MAg, Kepala Kantor Departemen Agama seSumut, tokoh agama, puluhan ustadz dan ustadzah dari berbagai Kabupaten/Kota.
Dalam kesempatan tersebut, Erry menyebutkan, syiar Islam merupakan faktor penggerak yang dapat motovasi tumnbuhnya masyarakat bermoral dan berakhlak.
“Generasi muda saat ini mengalami degradasi moral dan karakter bangsa yang menurun. Hal ini mengganggu nilai kebangsaan hingga memicu terjadinya perbuatan tidak baik, seperti pergaulan bebas, kenakalan remaja, korupsi, tingginya angka kriminalistas dan lain sebagainya. Semua akibat menurunnya wawasan kebangsaan dan moral dari sendi kehidupan,” ujar Erry.
Pemerintah telah melakukan berbagai langkah dan upaya guna membatasi dampak dari degradasi moral. Upaya tersebut tidak akan berhasil tanpa peran kaum ulama dan tokoh agama. Tokoh agama dan kaum ulama memiliki peran strategis dalam mendukung program pemerintah.
“Salah satunya melalui dakwah dan syiar Islam. Dengan menguatkan materi dan metodelogi yang menyentuh semua lapisan masyarakat, diharapkan dapat mengubah prilaku dan kebiasaan buruk yang ada ditengah masyarakat,” ujar Erry.
Erry juga mengatakan, pemuka agama dan tokoh agama, memiliki cara tersendiri yang dapat diterima masyarakat dalam menyampaikan hal yang baik. Pola tersebut dinilai efektif dan tepat sasaran.
“Peran ulama dan tokoh agama sangat besar dalam mengubah pola hidup masyarakat,” sebut Erry.
Erry juga berharap, Koordinasi Dakwah Islam Sumut yang terselenggara dapat mendiskusikan pola dan strategi tepat sasaran dalam upaya membawa bangsa Indonesia ke masa yang lebih baik.
“Moral anak bangsa harus diperbaiki. Tanpa kita sadari, saat ini kita sedang berperang melawan penjajahan moral dan akhlak. Kadang perang itu disusupkan melalui budaya, fashion, games dan adat istiadat asing yang kini telah menjalar ditiap sendi kehidupan para remaja,” ujar Erry.
Erry juga menilai, tidak hanya itu, moral generasi muda saat ini sedang dirongrong melalui seni yang dapat merusak tatanan etika. Sebut saja musik yang memuat prilaku tidak layak tonton karena menampilkan pornografi dan pornoaksi.
“Jika kita tidak membentengi generasi muda dengan hal yang positif, tentu lambat laun moral anak bangsa akan hancur. Peperangan ini harus kita menangkan. Kaum ulama dan pemuka agama tentu berada di garda terdepan sebagai tameng yang dapat mengadang gempuran perusakan moral,” papar Erry.
Sementara Ketua MUI Sumut Prof Abdullah Syah mengatakan, peran orangtua dan lingkungan keluarga tidak kalah penting dalam membentengi generasi muda dari degradasi moral. Kehadiran keluarga tiap saat diyakini mampu menghindarkan generasi muda dari prilaku menyimpang.
“Meski peran kaum ulama dan tokoh agama sangat strategis, namun keberadaan orangtua dan lingkungan keluarga juga menjadi faktor utama dalam membentuk karakter anak. Oleh karena itu, tiap keluarga harus membudayakan keterbukaan, saling menasehati dan menanamkan keimanan kepada anak menurut keyakinan dan kepercayaan masing-masing,” jelas Abdullah.
Koordinasi Dakwah Islam Sumatera Utara Tahun 2014 berlangsung sehari diikuti puluhan kaum ulama, tokoh agama dari berbagai Kabupaten/Kota di Sumut. [KM-01]