MEDAN,KabarMedan.com | Rumah Sakit Tembakau Deli dipersiapkan sebagai Rumah Sakit Darurat dalam mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19 di Kota Medan.
“Ini khusus untuk yang dari 3T, Testing, Tracing, dan Treatment. Ini bukan yang isolasi, tapi penanganan darurat. Penanganannya bisa sedang, bisa juga berat,” kata Wali Kota Medan, Bobby Nasution, saat melihat ruangan RS Tembakau Deli, Sabtu (17/7).
Disebutkan, RS Tembakau Deli berbeda dengan ruang isolasi, diutamakan yang tidak menggunakan litf atau cukup berlantai satu atau dua saja. Tidak seperti apartemen yang sudah ditinjau sebelumnya. Sehingga proses tenaga medis juga lebih mudah melakukan perawatan.
“Tidak memungkinkan juga untuk pemasangan lift, karena memakan waktu sampai satu bulan. Juka diizinkan oleh BUMN, kita dengan Dinas PU dan Kementerian Kesehatan kolaborasi membangun RS Darurat di sini,” ucap Bobby.
Bobby menjelaskan, langkah ini direncanakan bukan karena pasien Covid-19 tidak terkendali. Ketersediaan tempat tidur atau BOR masih tetap baik, walaupun meningkat dua hari terakhir, tapi tidak signifikan seperti satu minggu yang lalu.
“BOR kita 63 persen, namun dari 41 rumah sakit rujukan kita masih 24-26 persen, sedangkan aturannya minimal 30 persen. Sebenarnya, jika kita paksakan masuk rumah sakit masih ada kapasitas,” terangnya.
“Saya sudah keluarkan surat edaran kepada seluruh rumah sakit agar benar-benar mengikuti aturan sebesar 30 persen. Dari 8.000 bed yang ada di Kota Medan untuk pasien Covid-19, baru 2.000 yang dipakai,” lanjutnya.
Bobby juga menyinggung soal Covid-19 varian Delta yang sangat cepat menyebar. Menurut ya, penangannya harus lebih cepat dari penyebarannya, dan inilah salah satunya.
“Mudah-mudahan Rumah Sakit Darurat ini tidak terpakai. Itulah intinya,” harap Bobby, yang menyampaikan bahwa varian Delta sudah tersebar di Sumatera Utara (Sumut) sebanyak 18 kasus, namun bukan penduduk Kota Medan. [KM-07]