Hilangnya Ikan Asli di Sungai Deli, Peneliti Diharapkan Perhatiannya

MEDAN, KabarMedan.com | Hampir setiap hari, dari pagi hingga sore Syawal menghabiskan waktunya di pinggir Sungai Deli. Hobinya memancing tidak tergoyahkan meskipun hasil tangkapannya semakin menurun. Dia tak tahu penyebabnya.

Saat ditemui di bawah jembatan Jalan Juanda Baru, Syawal mengaku bingung karena sudah sangat berbeda hasil pancingan di Sungai Deli dan Sungai Babura. Seingatnya, 15 tahun lalu adalah awal mula dia memancing bersama kawan-kawannya di Sungai Deli, mulai dari Kampung Baru hingga Hamdan, Kecamatan Medan Maimun.

Saat itu, dia bisa membawa pulang banyak ikan mulai dari nila, mujair, gurami, lele bahkan belut dan masih banyak lagi jenis ikan air tawar lainnya. Ikan hasil tangkapan memancing dari pagi hingga sore bisa untuk makan dua hari bersama dengan istri dan 1 anaknya.

Situasinya sudah berubah kini. Untuk mendapatkan lima ekor ikan lele saja harus menghabiskan waktu seharian, dari pagi hingga petang pun sulit. Itu sebabnya dia hanya mengalokasikan waktu memancing pada saat libur hari kerja saja. Mengenai hari dia memancing tidak menentu karena tempatnya bekerja menganut sistem kerja lima hari kerja satu hari libur.

Menurutnya, semakin menghilangnya ikan-ikan asli di Sungai Deli bersamaan dengan semakin banyaknya ikan sapu-sapu di sungai. “Sejak beberapa tahun terakhir ini lah semakin banyak ikan sapu-sapu. Dominan dia daripada ikan lainnya. Mana bisa dimakan itu, megang ikannya aja malas orang rumah, apalagi makan,” katanya, Kamis (4/7/2019).

Dia menuturkan, ikan sapu-sapu sekilas mirip dengan ikan lele namun memiliki sisik yang keras. Dari sisi sifatnya yang selalu bergerak cepat, membuat orang sering terkecoh. Walaupun jarang memakan umpan pemancing, namun keberadaannya membuat ikan lainnya ‘lari’.

Hal senada diungkapkan Heri. Pemancing di bawah Jembatan Jalan Avros, Kampung Baru. Dia mengaku heran bagaimana munculnya ikan sapu-sapu di Sungai Deli. Keberadaan ikan tersebut menggantikan ikan-ikan asli yang sebelumnya ada di Sungai Deli. Bedanya, ikan sapu-sapu sangat jarang dikonsumsi.

“Saya saja kalau dapat saya lepas lagi. Biasanya dia kena pancing pas kita angkat joran, bukan dia makan umpan,” katanya.

Menurutnya, seharusnya ada peran dari pemerintah atau dari peneliti untuk turun memberikan solusi terhadap kemunculan ikan sapu-sapu dan menghilangnya ikan-ikan asli di sungai.

“Kalau saya orang awam ditanya, tak tepat lah. Harusnya peran dari peneliti lah di sini. Diharapkan bisa menjawab pertanyaan dan apa langkah yang harus dilakukan,” katanya. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.