Begini Penampakan Tapir yang Terperosok di Kubangan Setelah Dirawat di THPS

MEDAN, KabarMedan.com | Seekor tapir (Tapirus indicus) yang sempat menjadi tontonan saat terperosok di kubangan di areal perkebunan di Dusun 2, Desa Perkebunan Bandar Selamat, Kecamatan Aek Songsongan, Kabupaten Asahan pada Sabtu (17/8/2019), hingga kini masih dirawat di Taman Hewan Pematang Siantar (THPS).

Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut), Hotmauli Sianturi mengatakan, tapir tersebut masih membutuhkan perawatan. Untuk sementara, satwa itu ditempatkan di THPS. Menurutnya, jika membaik satwa tersebut akan segera dilepasliarkan.

“Masih di THPS.  Mudah-mudahan minggu ini bisa kita release. Ada sedikit luka di badan. Tak dijahit, hanya diobati saja,” katanya, Senin (26/8/2019).

Dikatakannya, tapir tersebut sempat stress karena dikerumuni banyak orang. Informasi yang dihimpun, tapir tersebut dievakuasi pada malam hari kemudian dibawa ke Taman Hewan Pematang Siantar (THPS).

Haray Sam Munthe, direktur Sumatran Tiger Rangers dan Pendiri Yayasan Alam Liar Sumatera mengatakan, jika kondisi tapir terlihat sehat dan tidak terluka, sebaiknya langsung dilepaskan saja kembali ke habitatnya.

Menurutnya, sangat disayangkan jika kondisi yang sehat harus dikurung atau dipenjarakan di kebun binatang menjadi tontonan.

“Saya pikir ini kejahatan terhadap hewan yang dapat mengganggu ekosistem. Karena tapir juga memiliki peran penting dalam ekosistem habitatnya,” katanya.

Dijelaskannya, konflik ini terjadi akibat kurangnya edukasi kepada masyarakat terhadap satwa dan perilakunya serta habitatnya. Padahal, lanjut dia, tapir adalah satwa yang dilindungi dan terancam punah serta dilindungi UU Konservasi No 5 thn 1990.

Harray menilai, kemunculan tapir dari Suaka Margasatwa Dolok Surungan merupakan indikator rusaknya kawasan konservasi yang peruntukannya adalah konservasi tapir dan harimau sumatera.

Sangat disayangkan, kata dia, tidak adanya pengenalan satwa kepada karyawan dari pihak perusahaan Perkebunan kelapa sawit PTPN III, Asahan ini.

“Sehingga karyawan perusahaan tidak mengenal tapir dan mengejar- ngejarnya di areal kebun kelapa sawit hingga tertangkap,” katanya.

Pihaknya berharap agar tapir segera dipulangkan ke habitatnya. BKSDA SU dan PTPN III, menurutnya harus segera meningkatkan kesadaran warga sekitar SM Dolok Surungan, khususnya karyawan perkebunan kelapa sawit yang arealnya tidak jauh dari kawsan konservasi Suaka Marga Satwa Dolok Surungan.

Desakan agar tapir tersebut dilepasliarkan juga dia lakukan dengan membuat petisi http://chng.it/RKFf8MZp  dan sudah ditandatangani sebanyak 353 orang. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.