Dibandingkan RT PCR, Tes Covid-19 Melalui RT-LAMP Diperkirakan Lebih Murah

(Foto: Ist)

JAKARTA, KabarMedan.com | Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mulai memperkenalkan alat pendeteksi Covid-19 yaitu RT-LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification) pasca mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan.

BRIN memperkirakan biaya penggunaan RT-LAMP jauh lebih murah dibandingkan RT PCR yang selama ini digunakan.

“Ya, jadi kalau dibandingkan dengan swab antigen, ini perkiraan ya, di atas swab antigen. Kalau dibandingkan dengan RT PCR ini bisa jadi lebih murah,” terang Kepala Pusat Riset Kimia BRIN, Yenny Meliana, dikutip dari Suara.com, Senin (17/1/2022).

Yenny mengungkapkan, hal tersebut karena memang cara pendeteksian dengan menggunakan metode RT-LAMP lebih praktis ketimbang RT PCR.

Ahli Biokimia BRIN Dr Tjandrawati Mozef menjelaskan kalau RT-LAMP hanya membutuhkan tempat untuk melakukan inkubasi sebagai proses pendeteksian virus.

“RT LAMP tidak membutuhkan peralatan mahal karena hanya memerlukan wadah untuk inkubasi dimana kitar atur suhunya konstan selama reaksinya berlangsung misalnya di sekitaran 60-65 menit,” tutur Tjandrawati Mozef.

Oleh karena itu, ia berharap RT-LAMP bisa menjadi alat deteksi alternatif bagi seluruh fasilitas kesehatan.

Pasalnya, RT-LAMP merupakan produk buatan dalam negeri, sehingga fasilitas kesehatan yang belum memiliki alat deteksi karena harus impor bisa melakukan tes deteksi ke depannya.

“Ini kita buat di dalam negeri, jadi diharapkan RT-LAMP bisa digunakan di faskes yang tidak memiliki alat PCR dan diharapkan bisa dijangkau lebih luas dan lebih masif lagi,” harapnya.

Menurutnya, RT-LAMP sama akuratnya dengan RT PCR yang selama ini kerap digunakan oleh fasilitas kesehatan untuk mendeteksi Covid-19.

Menurut keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.01.07/MENKES/3602/2021, RT-LAMP masuk dalam kategori tes molekuler Nucleic Acid Amplification Test (NAAT) yang setara dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM).

“Cuma mohon dipahami lagi, ini harus disandingkan dengan metode sejenis. Bahwa kalau misalnya kita berbasis molekuler itu memang sudah diakui lebih akurat, efektif, lebih spesifik dibandingkan dengan metode non moleculer,” tandasnya. [KM-07]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.