Pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1987 tentang Kamar Dagang dan Industri dan Keppres No. 17 Tahun 2010 tentang perubahan AD-ART, menetapkan bahwa KADIN merupakan Mitra Pemerintah dan wadah bagi Dunia Usaha/Pengusaha Indonesia baik yang tidak bergabung maupun yang bergabung dalam organisasi pengusaha atau organisasi perusahaan.
Sebagai mitra Pemerintah khususnya dalam bidang Pembangunan dan Perekonomian, maka penguatan keorganisasian merupakan program reguler dalam upaya implementasi fungsi dan peran KADIN di setiap tingkatannya sebagaimana diamanahkan dalam UU No. 1 Tahun 1987.
Bagaimana Cara Mengelola Organisasi yang Baik Organisasi merupakan sebuah kata yang berasal dari Yunani yaitu Organon atau yang memiliki arti anggota suatu badan. Adapun seorang ahli bernama Max Weber mengatakan bahwa organisasi yaitu suatu hubungan struktur yang mana didalamnya memiliki tugasnya masing-masing sesuai dengan fungsinya.
Teori dari organisasi ini muncul di abad 19 yang berasal dari zaman revolusi Inggris dan juga lahirnya banyak perusahaan di Amerika Serikat. Dalam organisasi para anggota harus menjalankan tugas mereka sesuai dengan fungsinya serta dimana mereka di pengaruhi dan mempengaruhi orang yang berada didalamnya. Dan inilah arti dari organisasi tersebut.
Organisasi memiliki juga memiliki tujuan yang bermakna bahwa setiap orang memiliki suatu kepentingan dan dengan adanya organisasi ini maka semua orang yang terlibat didalamnya bisa menyatukan kepentingan serta tujuan mereka yang berbeda-beda untuk menjadikannya sebagai tujuan bersama. (Sumber: Arrozaq, How To Manage Organizational).
Menurut Wakil Ketua Umum KADIN Sumatera Utara Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah, M. Santri Azhar Sinaga, SH, yang pada kesempatan ini mewakili Ketua Umum KADIN Sumatera Utara Ivan Iskandar Batubara untuk mencoba berbagi pengalaman dan sharing dalam bidang keorganisasian kepada kita semua.
Lebih lanjut Santri paparkan, bahwa untuk mengelola dan me-manage suatu organisasi dibutuhkan keahlian dan ketrampilan tertentu untuk menjamin terselenggaranya roda organisasi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu sebelum memulai tahapan pengelolaan sebuah organisasi harus dipahami benar kultur dan karakteristik yang sudah terbangun di organisasi tersebut.
Tujuan dari proses pemahaman ini adalah untuk menghindari terjadinya konflik-konflik yang tidak perlu terjadi, yang akan banyak menguras banyak fikiran dan perhatian. Pola-pola seperti inilah yang harus dipahami benar oleh seorang pemimpin atau manager yang baru akan memasuki lingkungan sebuah organisasi sehingga dia akan mendapatkan dukungan penuh yang diperlukannya untuk membangun organisasi tersebut.
Pada intinya, proses pengelolaan organisasi itu adalah pelaksanaan operasional organisasi berdasarkan kesepakatan-kesepakatan yang dihasilkan di dalam rapat kerja. Jika dalam perjalanannya terjadi sedikit penyimpangan yang bersifat insidentil harus dimaklumi sebagai warna yang tidak bisa dihindarkan dari perjalanan organisasi.
Semuanya masih dianggap sebagai kewajaran untuk dapat ditoleransi, selama tidak menyimpang dari visi dan misi yang diemban oleh organisasi. Selain itu juga, sebuah organisasi harus mempunyai komponen (struktur) yang valid, jelas arah dan tujuan tugasnya yang sesuai dengan visi dan misi yang dituju, maka dengan itulah sebuah organisasi dapat memberikan output yang maksimal.
Dalam membangun suatu organisasi hal yang paling penting adalah adanya loyalitas. Beberapa orang atau mencari orang yang mempunyai tingkat militansinya tinggi. Suatu organisasi akan terus maju dan berkembang bila ada orang yang bekerja sama di dalamnya secara kompak dan solid. Mereka adalah orang yang memiliki kemampuan yang berbeda namun mempunyai tujuan yang sama. Mereka loyal terhadap organisasi dan Sang Founding Father yang memimpinnya.
Dalam suatu organisasi jika ada beberapa orang saja yang loyal maka suatu organisasi akan selalu ada dan terus maju. Keragaman kemampuan menjadi modal selanjutnya untuk terus membangun organisasi lebih maju lagi. Bagi seorang pemimpin sudah menjadi tugasnya dalam mengetahui dan memilah-milah kemampuan anggotanya sehingga dapat menempatkan para anggotanya sesuai dengan keahlian masing-masing.
Melihat orang Indonesia yang cenderung humoris jangan buat suatu organisasi yang kita pimpin terlalu serius sehingga suasana organisasi terlihat mencekam, para anggota menjadi merasa tertekan akan aturan-aturan yang berlaku. Buatlah santai, seakan-akan para anggota tidak merasa sedang berorganisasi. Artinya para anggota tidak merasa disibukan oleh organisasi yang sedang dijalaninya.
Organisasi yang mengalir akan membuat para anggotanya merasa senang karena mereka hanya di tuntut kesediannya dalam membangun suatu organisasi sesuai dengan keadaan hati mereka. Tidak ada paksaan, sehingga mereka dapat dengan ikhlas menjalaninya.
Sebagai seorang pemimpin, harus mampu membangun suatu organisasi yang berasal dari hati nurani. Sehingga keikhlasan selalu menyertainya dan dengan sendirinya para anggota akan sadar akan kedudukannya masing-masing yang telah di embankan oleh seorang pemimpin. Selanjutnya tugas, fungsi dan peran mereka akan di jalaninya tanpa harus ada perintah yang bersifat memaksa.
Dengan begitu kita dapat menyimpulkan beberapa tahap yang harus di lakukan dalam membangun suatu organisasi. Dimulai dari adanya loyalitas, pembagian tugas yang sesuai dengan kemampuannya masing-masing dan menjalani organisasi secara santai (tidak ada paksaan) dengan harapan suatu organisasi bisa dapat di bangun berdasarkan keikhlasan dari para anggotanya. Kemudian peliharalah dengan baik organisasi itu dan semoga sukses.
Organisasi yang Baik dan Sukses
Selanjutnya dalam pengelolaan Organisasi, Santri mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menunjang organisasi bisa di katakan baik atau sukses antara lain: yang pertama adalah Kepemimpinan, tanpa adanya pemimpin yang punya sikap tanggap, tegas, tanggung jawab, kemampuan yang lebih, dan konsisten dengan tanggung jawab, sebuah organisasi tidak akan bisa maju dengan baik.
Kedua Anggota atau pengurus di masing- masing program, jika kepengurusan tidak bisa menjalankan tugas dan kewajiban dengan baik organisasi tersebut tidak akan maju atau konsisten. Ketiga Tempat atau kantor, suatu organisasi yang baik juga di tunjukan dengan adanya sebuah kantor atau tempat “artinya bahwa organisasi tersebut harus mempunyai kantor sehingga jelas keberadaannya”.
Keempat Jaringan, ini juga termasuk salah satu yang menunjang organisasi itu di katakan baik, banyaknya jaringan yang di bangun ini semakin menunjukan organisasi itu bisa di katakan organisasi yang baik atau maju. Kelima Komunikasi dalam organisasi, jika dalam satu ruang organisasi tidak ada komunikasi yang baik, bahkan tidak ada keterbukaan dalam satu ruang yang beda pemikiran juga beda tujuan, sehingga tidak ada penyelesaian atau jalan keluar untuk memecahkan suatu permasalahan.
Organisasi itu tidak akan bisa bekerja dengan maksimal dan hasilnya juga tidak sesuai harapan. Keenam adalah Managemen, organisasi yang baik managemennya juga harus baik, tersusun dengan rapi dan terorganisir dengan baik. Dan yang ketujuh terakhir adalah Budaya dalam keorganisasian, yang di maksud dengan budaya disini adalah kebiasaan-kebiasaan yang ada dalam organisasi. Entah itu kebiasaan yang baik atau kebiasaan yang buruk, seperti tidak ada keseriusan dalam menjalankan tugas, mengabaikan waktu yang sudah menjadi kesepakatan “tidak tepat waktu”, dan lain-lain sebagainya.
Santri mengatakan, bahwa setiap pemimpin tidak akan sanggup bekerja sendiri tanpa dibantu oleh orang-orang yang berada distruktur dibawahnya. Untuk itu mendelegasikan wewenang kepada bawahan akan sangat membantu terciptanya kepemimpinan yang efektif.
Subtansi dari pendelegasian ini adalah pemberian izin kepada pengurus organisasi yang lain dalam posisi struktural tertentu untuk melaksanakan sebagian dari kewenangan yang diembankan kepadanya.
Suatu organisasi tidak akan bisa berjalan tanpa adanya kerja keras dan juga kerjasama yang terjalin, dan hal ini yang perlu di ketahui bahwa setiap anggota yang memiliki tugasnya masing-masing tahu apa fungsi dari jabatan yang dimiliki dan hal ini memiliki hubungan yang erat antara anggota yang nantinya bisa menjadi salah satu hal yang membantu untuk memperoleh suatu pencapaian yang menguntungkan bagi setiap anggota dan organisasi itu sendiri.
Organisasi tanpa adanya perbedaan-perbedaan didalamnya bukanlah organisasi yang sehat dan akan stagnan (monoton). Sementara sebuah organisasi yang terlalu dinamis dengan perbedaan yang sangat lebar yang fundamental (pokok) justru akan menguburkan Visi dan Misi organisasi.
Untuk itu, yang paling ideal adalah membangun organisasi yang demokratis dan dinamis dengan berusaha sekuat mungkin mengeliminir perbedaan- perbedaan yang sifatnya subtansial (kokoh). Untuk itu tahapan penyatuan Visi dari seluruh pengurus sangat dibutuhkan disamping menampung seluruh aspirasi yang berkembang sambil mendialogkannya dengan transparan kepada seluruh jajaran pengurus yang ada.
Dalam hal ini KADIN Sumatera Utara dibawah kepemimpinan Ivan Iskandar Batubara senantiasa berkoordinasi dan berkolaborasi dengan berbagai asosiasi, wadah himpunan pengusaha yang ada di Sumatera Utara, dan tentunya tidak meninggalkan perusahaan yang menjadi anggota maupun belum menjadi anggota KADIN.
Santri mengajak kepada seluruh pengusaha yang ada di Sumatera Utara baik berskala UMKM maupun besar, kiranya dapat segera bergabung menjadi anggota KADIN. Karena Undang-undang No. 1 Tahun 1987 jelas-jelas menyatakan bahwa KADIN adalah Mitra Pemerintah dan Wadah Dunia Usaha.
Penulis : M. Santri Azhar Sinaga, SH
(WKU KADIN Sumut Bidang Organisasi, Keanggotaan dan Pemberdayaan Daerah)