Pulau Salah Nama, Mutiara Kabupaten Batubara

Pulau-Salah-Nama_4-OK

KABAR MEDAN | Aroma segar bercampur amis laut langsung menerpa hidung rombongan Wakil Gubernur (Wagub) Sumatera Utara (Sumut) Ir H Tengku Erry Nuradi MSi dan Bupati Batubara H OK Arya Zulkarnaen saat memasuki pintu gerbang Pelabuhan Tanjung Tiram, Kabupaten Batubara, Senin (13/10/2014). Hiruk-pikuk nelayan ramai meningkahi suasana pelabuhan, berbaur dengan gemuruh mesin sampan nelayan yang melintas di depan pelabuhan.

Pelabuhan Tanjung Tiram berada sebelah Tenggara Kota Medan dengan jarak tempuh sekitar 145 kilometer dari Kota Medan. Pelabuhan ini menjadi salah satu jalur menuju Pulau Salah Nama, sebuah pulau yang terbentuk dari gugus batuan sekitar 3 mil dari lepas pantai dengan luas lebih dari 3,5 hektar, tepat berada dilintasan Selat Malaka.

Waktu tempuh dari Pelabuhan Tanjung Tiram tidak lebih dari 1 jam saja menggunakan speedboat. Jika cuaca mendukung, tidak jarang dapat ditempuh hanya 45 menit saja. Lain lagi jika menunggang jetsky, tentu waktu tempuh hanya butuh 30 menit saja.

Sepanjang perjalanan, hamparan biru laut akan memanjakan mata. Jika beruntung, anda dapat menikmati tingkah lumba-lumba dan ikan terbang. Kawasan perairan Pulau Salah Nama menjadi lokasi wisata sekaligus kawasan mencari rejeki para nelayan tradisonal. Namun sayang, aksi hewan laut ramah itu tidak terlihat saat rombongan Wagub Tengku Erry dan Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain dalam perjalanan menuju Pulau Salah Nama.

Nakhoda speedboat harus ekstra hati-hati mengemudi memasuki dermaga utama Pulau Salah Nama jika tak ingin kandas terhentak karang. Butuh keahlian khusus dan memahami karakter Pulau Salah Nama. Sejumlah karang dengan berbagai bentuk dan corak warna tumbuh subur di tepi dermaga. Tidak jarang, speedboat harus dipandu merapat ke sisi dermaga.

“Terumbu karang terlihat di bawah air. Pantai Pulau Salah Nama cocok untuk wisata snorkeling, diving atau scuba” sebut Erry saat speedboat dipandu memasuki pelabuhan Pulau Salah Nama.

Dermaga pelabuhan Pulau Salah Nama terbuat dari susunan fiber terapung yang dapat menyesuaikan dengan ketinggian air. Begitu juga jembatan penghubung dermaga secara otomatis akan bergerak menyesuaikan tinggian air alut, baik sedang surut maupun pasang

Sejumlah anggota rombongan, termasuk isteri Wagub Sumut yang pernah menjadi angota DPRD Sumut, Evi Diana Erry, memilih turun dari speedboat kemudian menaiki jetsky menuju dermaga. Tidak ketinggalan Kepala Dinas (Kadis) Perikanan dan Kelautan Sumut Ir Jhoni Waldin dan Kadis Pariwisata Sumut E Marbun. Begitu juga Wagub Sumut Tengku Erry Nuradi juga memilih naik jetsky menuju dermaga. Sedang Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain dan isteri Hj Khadijah Nasution memilih menunggu speedboat dipandu merapat ke dermaga.

Setelah turun dari speedboat, rombongan Wagub Tengku Erry Nuradi menyusuri jembatan beton menuju bangunan Mess Pemkab Batubara. Sepanjang jembatan beton, terpajang keramik dengan hiasana berbagai corak. Selain sebagai hiasan, keramik juga berfunsi sebagai pembatas sekaligus lokasi berphoto bagi pengunjung. Betapa tidak, besar dan tinggi keramik melebih tinggi orang dewasa.

Rombongan tiba tepat pukul 12.00 WIB. Itu waktu makan siang yang ideal. Apalagi perut mulai dililit rasa lapar akibat tergoncang speedboat dalam perjalanan.

Sejumlah menu khas laut telah terhidang. Udang goreng, ikan bakar, sayuran rebus dan sambal menyempurnakan menu makan siang. Beberapa saat istirahat, rombongan kemudian menyantap hidangan yang disediakan. Semua melebur jadi satu dalam keakraban dan kebersamaan. Tidak peduli atasan maupun bawahan. Sambil makan, sesekali terdengar tawa pecah dari sudut teras Mess Pemkab Batubara.

“Udara siang juga terasa sejuk. Selesai makan, mata terasa berat kena angina. Pulau Salah Nama menjadi pilihan untuk bersantai dengan keluarga,” ujar Erry.

Makan siang selesai. Rombongan rehat sejenak. Ajudan Wagub Sumut, kemudian membuka kue tart yang sengaja di bawa dari Medan. Ternyata Evi Diana Erry, isteri Wagub Sumut berulang tahun kemarin.

Rombongan kemudian bergeser dari Mess Pemkab Batubara menuju bangunan utama yang terletak persis di depan dermaga. Banguna tersebut sekaligus digunakan sebagai Puskesmas dan kantor Badan Pengendalian Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Batubara Wilayah Perairan Pulau Salah Nama.

Perayaan ulang tahun Evi Diana Erry berlangsung sederhana, ditandai pemotongan kue diiringi musik keyboard tunggal. Sebagai bentuk apresiasi, Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain menyumbangkan lagu, diikuti Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Kadis Perikanan dan Kelautan Sumut, juga Kadis Perhubungan Pemkab Batubara. Tidak mau ketinggalan, Kapolsek Tanjung Tiram, turut berdendang hingga menciptakan suasa akrab.

Prosesi perayaan ulang tahun Evi Diana Erry hanya berlangsung sekitar 1 jam. Rombongan kemudian tracking menyusuri jalan di bagian pebukitan Pulau Salah Nama. Rombongan berhenti menikmati panorama laut biru dari ketinggian dari selter yang ada di sisi jalur. Dari beberapa titik, mata dapat menikmati view nan asri Pulau Salah Nama, termasuk jembatan beton yang dibangun mengelilingi Pulau Salah Nama.

Menurut Erry, Pulau Salah Nama merupakan mutiara Pemkab Batubara. Namun harus mendapat sentuhan konfrehensif dengan melibatkan berbagai kalangan mulai Academic, Bussiness, Government and Community (ABGC). Gabungan empat komponen tersebut diyakini dapat saling dukung dalam mendorong laju pembangunan suatu kawasan.

“Mengapa harus melibatkan akademisi, karena akademisi memiliki konsep. Para pebisnis memiliki modal, pemerintah akan membantu soal perizinan dan komunitas masyarakat akan membantu dalam bidang pemasaran sekaligus menjadi market. Jika keempat komponen bersinergi, saya yakin Pulau Salah Nama akan menjadi destinasi wisata unggulan Batubara,” ujar Erry.

Erry juga menyatakan, Pemkab Batubara juga harus merangkul berbagai kalangan untuk menggelar berbagai kegiatan yang dapat merangsang wisatawan, baik domestik maupun internasional. Salah satu kegiatan yang memungkinkan dilakukan adalah lomba sampan hias yang melibatkan seluruh kabupaten dan kota di Sumut.

“Sedang untuk kegiatan nasional misalnya dengan menggelar lomba atau atraksi jetsky. Saya yakin, jika ada kegiatan yang teragenda tiap tahun secara rutin, Pulau Salah Nama akan menjadi pilihan wisata menarik. Namun semua itu harus didukung sarana dan prasarana yang memadai. Mulai dari penginapan yang bersih, sarana permainan bagi keluarga dan olahraga ketangkasan,” ujar Erry.

Menurut Erry, kegiatan yang berlangsung akan menghidupkan perekonomian masyarakat di pesisir pantai dan kawasan Pulau Salah Nama. Para nelayan mendapat keuntungan dengan sampan motor yang mengangkut pengunjung, hasil olahan laut bisa menjadi buah tangan dan budaya daerah menjadi suguhan tontonan menarik bagi wisatawan asing.

“Pulau Salah Nama dan Pulau Pandang yang ada didekatnya juga berpotensi menjadi lokasi olahraga memancing. Tinggal bagaimana mengemasnya saja agar menarik,” ujar Erry.

Pulau Salah Nama sendiri sebelumnya disebut Pulau Punai yang diambil dari nama burung yang ramai mendiami pulau tersebut. Menurut bahasa warga sekitar, “punai” memiliki arti kemaluan pria. Akhirnya Pulau Punai akrab disebut warga sekitar dengan sebutan Pulau Salah Nama.

Tanpa maksud mengubah makna sejarah, Erry juga menyarankan agar mengganti nama Pulau Salah Nama dengan nama lain.

“Namanya saat ini memang unik. Aneh terdengar ditelinga. Tetapi tidak ada salahnya diganti dengan nama lain agar membentuk brand yang lebih mendekatkan dengan sejarah Batubara,” saran Erry.

Meski berada 3 mil dari pesisir pantai, Pulau Salah Nama memiliki sumur dengan air tawar. Kelebihan ini diyakini akan mendukung Pulau Salah Nama menjadi daerah wisata yang asyik bagi pengunjung.

“Saya melihat tiap bangunan memiliki sumur. Airnya juga jernih dan rasanya tawar seperti air umumnya. Artinya, tinggal menggunakan alat khusus penyedot air untuk kebutuhan minum, mandi dan cuci,” ujar Erry.

Sementara Bupati Batubara OK Arya Zulkarnain SH MM menyatakan Pulau Salah Nama mulai mendapat sentuhan pada 2010 lalu dengan mendirikan kantor BPBD dan Mess Pemkab Batubara di dua titik bersebelahan. Hanya dipisahkan ceruk bebatuan. Kemudian pembangunan dilanjutkan dengan membangun Kantor Dinas Perikanan dan Kelautan di sisi lain, sekitar 300 meter dari dua bangunan sebelumnya. Untuk mendukung upaya pengawasan keselamatan bagi para pengunjung, Pemkab juga menyiapkan Puskesmas dan kantor BPBD.

“Fokus utama pembangunan sekarang adalah penyiapan jembatan beton yang mengelilingi Pulau Salah Nama dan jalur panorama di bagian bukit,” ujar OK.

OK juga optimis, tidak hanya sebagai tempat mercu suar, Pulau Salah Nama berpotensi menjadi lokasi wisata di Kabupate Batubara. Selain didukung panorama yang indah, habitat burung laut, terumbu karang, ikan hias, Pulau Salah Nama juga memiliki sumur air tawar.

“Hanya saja pembangkit listrik masih menggunakan genset. Penginapan masih sebatas Mess Pemkab,” sebut OK.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, E Marbun mengatakan, Pulau Salah Nama berpotensi menjadi bagian paket wisata yang ditawarkan kepada para pelancong. Untuk merealisasikan itu, Pemkab Batubara dan masyarakat sekitar harus bersinergi membangun sarana dan prasana pendukung, termasuk penyiapan alat transportasi yang tersedia setiap saat.

“Untuk tahap awal, transportasi menuju Pulau Salah Nama dapat dijadwalkan sepekan tiga atau empat kali. Selanjutnya setiap hari. Jadwal keberangkatan disesuaikan dengan kebutuhan dan minat pengunjung ke Pulau Salah Nama,” sebut Marbun.

Marbun juga mengatakan, Pemkab Batubara juga layak mempertimbangan sarana transportasi yang terjangkau masyarakat menengah ke bawah. Dengan begitu, Pulau Salah Nama menjadi destinasi wisata pilihan yang murah.

“Sewa boat ke Pulau Salah Nama dengan kapasitas 20 orang mencapai 2 juta. Ini saya rasa masih terlalu tinggi untuk kantong masyarakat bawah. Oleh karena itu, perlu ada transportasi yang murah dan terjangkau masyarakat biasa,” harap Marbun.

Seiring dengan itu, Pemkab Batubara juga perlu melakukan publikasi secara konprehensif dan berkesinambungan untuk mengenalkan Pulau Salah Nama sebagai lokasi wisata unggulan. Tentu harapan itu akan terwujud jika tersedia sarana dan prasarana yang baik. [KM-01]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.