Warga Tak Menyangka Paman dan Bibi Aniaya Bocah 4 Tahun

Ilustrasi Penganiayaan (Foto: Pixabay)

MEDAN, KabarMedan.com | Pasangan suami istri S (27) dan JS (24) yang menjadi tersangka dalam kasus penganiayaan terhadap bocah empat tahun di Sunggal, Deli Serdang dikenal ramah oleh warga sekitar. Warga mengaku terkejut dan tak menyangka mereka melakukan perbuatan tersebut.

Kepala Dusun 8, Isak Azhari menjelaskan, keduanya sudah sekitar dua tahun tinggal di wilayahnya. Namun kehadiran bocah itu baru 3 bulan belakangan. S, kata Isak, dikenal ramah tamah dan juga bersosialisasi dengan warga.

“Selama saya pantau, mereka tinggal di wilayah saya, (orangnya) baik tak ada masalah. Ramah ramah lah tersangka ini. Maka saya dan warga pun tak menyangka ada kejadian seperti ini. Selama ini bergaul sama kami ya biasa saja,” katanya, Jumat (23/10/2020).

Baca Juga:  Kuasa Hukum Ungkap Kejanggalan di Rekonstruksi Kasus Penembakan Anak 13 Tahun: "Ada Peristiwa yang Tertinggal"

Dijelaskan Isak, ada 3 versi mengenai profesi S. Kepada polisi, kata dia, dia berprofersi sebagai sopir dump truk. Kepada dirinya S mengaku bekerja di sebuah Dinas PU di Kota Medan. Namun kepada rekan-rekannya, S mengaku bekerja ojek.

Ia menjelaskan, korban selama ini sangat jarang keluar rumah. Kebanyakan waktunya dihabiskan di dalam rumah. Bermain-main dengan anak di sekitar rumahnya, hanya sesekali dilakukan korban yang kedua orangtuanya di dalam penjara karena kasus narkoba itu.

“Anak itu di rumah aja, selama ini dikurung di dalam. Jarang sekali main dengan anak sekitar. Karena kakak itu (JS) tidak memperbolehkannya keluar. (korban) dihina dibilang bau lah. Juga bilang sama warga situ, jangan dikawani,” katanya.

Baca Juga:  33 Warga NTT Diduga Korban TPPO di Sergai Akan Dipulangkan ke Daerah Asal

Isak menuturkan, tetangga pelaku mengaku ada pernah mendengar beberapa kali suara korban menangis. Namun tidak mengetahui penyebab anak tersebut menangis.

Apalagi, anak menangis bukan hal yang aneh. Hanya saja, tetangga tidak menyangka yang terjadi adalah hal yang membuat anak tersebut mengalami luka lebam-lebam.

“Kalau nangis, kan sudah biasa anak nangis kan. Ternyata melebihi. Dihukum. Dia saja kemarin tidur di luar. Ketahuannya jam 06.30 WIB, saat itu dia minta minum. Nggak nyangka lah kalau sampai setega itu mereka,” pungkasnya. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.