11 Orang Meninggal dalam Satu Jam Akibat TBC, Masyarakat Wajib Kenali Gejalanya

MEDAN, KabarMedan.com | Dokter Spesialis Paru, Parluhutan Siagian menuturkan bahaya penyakit tuberkolosis atau yang biasa dikenal dengan TBC. Indonesia saat ini berada di peringkat ketiga di dunia setelah India dan China. Bahkan, sebelumnya Indonesia pernah berada di peringkat kedua.

Anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) itu mengungkap jumlah kasus TB di seluruh dunia mencapai angka 9 juta, sedangkan di Indonesia sebanyak 824.000.

“Jadi itu dirilis kemarin dari PDPI Pusat, angka TB itu 824.000, kemudian yang ditemukan masih sedikit, 348.025. Sedangkan angka kematiannya 93.000 di Indonesia, bahkan kalau dikalkulasikan per satu jam itu bisa meninggal 11 orang,” ujarnya, Sabtu (26/3/2022).

Parluhutan mengatakan, kemungkinan masyarakat berkontak erat dengan pasien TB sangat lah tinggi. Sehingga masyarakat juga harus mengenali secara jelas gejala-gejala yang memiliki kemungkinan terpapar TB.

Ia kemudian menjabarkan bahwa jenis gejala TB ada dua, yakni gejala respirasi yang menyerang organ atau saluran pernafasan, serta gejala sistemik yang menyerang organ tubuh lain di luar dari organ pernafasan tersebut.

“Jadi gejala TB itu ada dua, disebut dengan gejala respirasi, artinya saluran nafas atau organ paru. Tapi bisa juga dia tidak hanya di paru aja, bisa di luar paru, namanya TB ekstra paru. Gejalanya kalau dia di paru bisa batuk, skrining awalnya itu tadi, batuk lebih dari atau sama dengan dua minggu. Bisa diikuti dengan batuk darah, tapi buka TB saja yang bikin batuk darah. Terus dia bisa sesak, kalau kelainan parunya cukup luas, pasiennya akan sesak. Tapi kalau pasien TB itu kelainan parunya sedikit saja, ia tidak akan sesak. Kemudian bisa sakit dada,” tuturnya.

“Di luar organ paru, artinya secara keseluruhan, itu disebut dengan gejala sistemik. Itu akan muncul demam, tetapi tidak tinggi. Demamnya ini umumnya terjadi di sore hari sampai malam dan menjelang pagi. Di siang hari dia hilang, di situ sering pasien luputnya dia merasa sakit atau tidak,” lanjutanya.

Tak hanya itu, Parluhutan menyebut, pasien juga memiliki gejala perasaan yang tak bergairah, bahkan ada yang lebih spesifik dan ekstrim yakni keringat berlebihan saat tak melakukan aktivitas.

“Tapi penderita TB itu tidak harus semua itu ada, bisa saja dia hanya batuk. Jadi kita ronsen dan kita periksa dahaknya. Dan tak semua batuk termasuk TB, bisa jadi batuk karena alergi, bisa karena asma atau sebab lainnya,” imbuhnya. [KM-06]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.