Oleh: Vinsensius Sitepu
Berbagai inovasi di bidang teknologi ponsel, komunikasi informasi serta elektronika kontemporer bisa dijadikan teropong untuk mengintip masa depan ponsel. Karena struktur ponsel saat ini pada dasarnya tersusun berkat konvergensi teknologi-teknologi lain yang telah ada sebelumnya. Selain itu kecenderungan konteks kultural di bidang ekonomi, politik dan budaya yang sedang terjadi bisa menjadi acuan memprediksi kemunculannya.
Telepon selular dengan cepat mengubah cara kita berkomunikasi dan bekerja. Kita lebih mobile dan gemar berinteraktifitas dengan orang lain meski terkadang tidak terlalu esensial sifatnya. Keputusan membeli benda yang ukurannya semakin mengecil ini tidak jarang tak masuk akal, bukan pada fungsi komunikasi tetapi gengsi semata. Bos perusahaan-perusahaan di luar negeri saat ini mulai merasa karyawan tidak perlu ke kantor. Sebab, dengan teknologi ponsel saat ini sudah memungkinkan ia menunaikan tugas dari dari rumah. Ponsel pintar saat ini juga memiliki apa yang dimiliki komputer pribadi. Apapun alasannya efek teknologi seperti ini selalu mengemuka seiring semakin canggihnya teknologi ponsel. Tentu saja dengan wujud yang berbeda dan penuh warna.
Bayangkan, di masa depan para jurnalis yang sedang meliput tidak perlu repot mengetikkan laporannya dengan keyboard. Mereka cukup menjalankan perangkat lunak voice recognition dalam paket perkantoran melalui smart phone-nya lalu mengucapkan berita yang hendak dibuat. Perangkat lunak tersebut secara otomatis menampilkan kata-kata yang diucapkan sang jurnalis. Bagi Anda yang super sibuk, telepon selular beberapa tahun mendatang memungkinkan Anda menonton siaran televisi di tengah taman yang sejuk dengan kualitas yang sama dengan teknologi HDTV (High Definition Television). Anda yang berprofesi sebagai sutradara bisa menonton video streaming lewat Youtube.com untuk mencari inspirasi ketika menjalankan tugas.
Bukan tidak mungkin kelak Anda bisa bermain permainan 3D online lewat ponsel kecil Anda. Untuk mengatasi layar yang kecil, Anda punya tiga pilihan yakni menggunakan fasilitas layar holograf, sistem proyeksi digital atau kacamata virtual. Ponsel yang terkoneksi dengan internet membantu saudara kita yang tuna netra mendapatkan informasi karena mengandalkan perangkat lunak text to voice recognition. Fasilitas ini bisa mengubah teks menjadi suara.
Konteks kultural
Kita yang merasakan faedah ponsel sebagai wahana multimedia, karena kontennya mulai beragam untuk memenuhi kebutuhan informasi dan interaksi. Kini dengan teknologi 3G misalnya, kita tidak hanya bisa membaca teks berita-berita paling hangat dari berbagai sudut bumi, tetapi juga mengunduh animasi, video klip, bahkan radio internet. Singkat kata sedikit jawaban yang bisa dikemukakan atas pertanyaan apa yang tidak bisa diberikan oleh ponsel saat ini. Apalagi di beberapa tahun mendatang.
Dan yang tak kalah penting tentu saja perihal interakfitas yang menjadi karakter dasar manusia. Penyebab sebuah media hadir adalah keinginan alamiah manusia untuk terus berkomunikasi dan berinteraksi dengan sesamanya. Perilaku interaksi kita pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan leluhur kita yang hidup 100 ribu tahun yang lalu. Homo Sapiens ketika belum mengenal bahasa lisan, masih mengandalkan bahasa ekspresif untuk berkomunikasi. Masa itu simbol-simbol, gerakan, bunyi-bunyian dan beberapa varian tari menjadi metode efektif menyampaikan sebuah gagasan. Saat ini cara berinteraksi seperti itu tidak serta merta ditinggalkan. Ia tetap digunakan karena kesederhanaannya. Karena menghadapi massa yang beragam latar belakang dan pengetahuan seperti saat ini dibutuhkan cara yang sederhana dan tunggal untuk memudahkan transmisi informasi. Misalnya logo perusahaan diisyaratkan harus dirancang sederhana agar mudah diingat. Lampu lalu lintas merah, hijau dan kuning menjadi bahasa simbolis yang universal untuk mengendalikan. Yang perlu digarisbawahi di sini adalah interaktifitas dan keinginan berkomunikasi berikut alat dan media yang digunakan pada dasarnya selalu sama. Yang berbeda hanyalah wujud serta konteksnya.
Global, maya dan kaya konten
Sistem kompresi data yang semakin canggih, kemajuan perangkat lunak dan perangkat keras komputer, infrastruktur telekomunikasi yang semakin mapan, dan konten yang semakin beragam akan mendorong semua teknologi komunikasi ke dunia maya, internet. Secara global kecepatan koneksi internet akan semakin bertambah, tetapi percepatan menuju itu sangat lamban dirasakan di negara-negara berkembang. Walau internet semakin canggih dan sesungguhnya murah, ketika tiba di negara-negara miskin ia menjadi mahal. Faktornya adalah ketidaksadaran pemerintah meningkatkan kemakmuran rakyat lewat informasi, infrastruktur komunikasi yang lemah, dan monopoli perusahaan telekomunikasi dalam negeri. Akibatnya masyarakat kelas bawah tidak bisa menikmati internet. Mengingat Indonesia justru lebih miris lagi. Jangankan internet, aliran listrik saja masih banyak belum dinikmati masyarakat pelosok.
3G lekas primitif karena 4G
Anda tidak hanya menikmati fasilitas video phone yang diizinkan oleh teknologi 3G dan 4G. Ponsel akan terlihat seperti menggunakan komputer pribadi saat ini untuk mengakses internet dan berbagai jenis media lainnya. Pengamat menyebut ini sebagai mobile multimedia. Ini dimungkinkan berkat percepatan dalam pengembangan spektrum gelombang elektromagnetik dan kompresi gambar bergerak yang semakin canggih.
Kurang dari satu dekade nanti teknologi 3G akan tampak lebih primitif. Teknologi HSDPA dan EV-DO misalnya akan terasa lebih lambat, seiring dengan makin banyaknya permintaan konsumen terhadap konten informasi. Apalagi kapasitas konten tersebut semakin besar untuk mengunduh video, mobile tv berdefinisi tinggi. Ditambah lagi mobilitas pengguna yang lebih mengglobal. Kemudian sasaran konsumen oleh produsen dipetakan dalam konteks masyarakat dunia. Maka menjual lewat ponsel berteknologi 4G memberikan peluang ekonomi yang cukup besar. Sebab, banyak variasi data dan grafis yang baik dan disampaikan secara cepat akan memberikan pilihan tepat kepada konsumen untuk membeli.
Kini teknologi 4G mulai populer dan mulai banyak digunakan di banyak negara di dunia. Di Jepang misalnya, sejak 2003 justru sudah menerapkan teknologi komunikasi super cepat ini. Teknologi 4G memiliki kecepatan transmisi data hingga 100Mbps-1Gbps (uplink) dan 20Mbps (downlink). Bandingkan dengan teknologi 3G yang hanya 384kbps. Teknologi 4G adalah teknologi telepon selular yang menggabungkan teknologi Wi-Fi, WiMAX dan WiBro. Hal ini memungkinkan Jepang menikmati kecepatan akses mobile multimedia yang sangat tinggi. Kini pelanggan 4G di Jepang lewat operator NTT DoCoMo mencapai 45 juta orang. Sedangkan yang masih menggunakan 3G tinggal 4.9 juta orang. Beberapa aplikasi yang lazim digunakan adalah video phone beresolusi tinggi, video/audio download dan games interaktif.
Menurut www.mobilecomms-technology.com keuntungan ekonomi atas layanan teknologi 3G kerap ditanyakan di beberapa negara di mana milyaran yang sudah dikeluarkan untuk membiayai, perizinan dan pendirian jaringan-jaringan baru. Banyak perusahaan operator yang cemas, dan hanya masih bisa menebak harapan pelanggan. Keberhasilan 3G hanya bisa diukur dari jumlah pelanggan yang tertarik menggunakannya. Pemasaran 3G yang sukses mengandalkan pembuktian kepada konsumen akan nilai lebih layanan yang diberikan dibandingkan dengan teknologi 2G.
Di masa depan dengan frekuensi di atas 100MHz, layanan teknologi 4G akan melahirkan fitur yang lebih beragam, seperti realitas maya 3D, mobile tv beresolusi tinggi, gambar-gambar dan video berhologram. Serta dengan peningkatan kapabilitasnya digunakan bersama perangkat lain, jaringan berteknologi 4G bisa membantu Anda memanaskan kendaraan secara otomatis.
Kecepatan ultra, pita data yang lebar, efisien dan dengan tarif yang lebih murah akan menjadi daya tarik teknologi 4G. Apa yang memungkinkan ini adalah teknologi UMB (Ultra Mobile Broadband) yang mengedepankan penggunaan antena yang lebih canggih. Hal ini memungkinkan aliran data meningkat hingga 280Mbps. Kalau di Korea standar ini dikenal sebagai WiBro. UMB baru bisa diterapkan pertengahan 2007 ini dan secara komersil hadir tahun 2009 mendatang. Sekelas dengan itu adalah teknologi WiMAX (Worldwide Interoperability for Microwave Access) yang bisa mengantarkan data tanpa kabel berkecepatan sangat tinggi dalam jangkauan puluhan mil dengan menempatkan hotspots.
Selain itu teknologi 4G akan mengandalkan metode packet switching untuk transmisi data. Packet switching lazim digunakan dalam komputer jaringan dan internet, di mana data dikirimkan dalam bentuk paket (unit pembawa informasi). Dalam konteks ponsel, nantinya metode ini memungkinkan data antar BTS berbagi dengan lalu lintas data lainnya yang sedang berlangsung. Sedankan protokol yang digunakan untuk pengendalian adalah IPv6. Dengan protokol ini alamat tujuan pengguna data akan lebih banyak, sekitar 4,3 miliar.
Bersamaan dengan standarisasi dan pengembangan frekuensi transmisi, beberapa tahun mendatang secara bersamaan perangkat keras ponsel yang kian kecil dan cerdas melaju cepat mengikuti karakter konsumen. Kapasitas memori akan meningkat ke arah puluhan giga byte, aplikasi Java dalam smart phone akan semakin beragam melayani kebutuhan hiburan dan aplikasi perkantoran praktis.
5G?
Dan, tanpa secara optimal menikmati teknologi 3G dan 4G, di seberang jalan orang-orang sudah mulai membicarakan teknologi 5G! Anda merasa gila dibuatnya membayangkan seperti apa wujud ponsel di masa teknologi 5G. Karena Anda paham paradigma teknologi ada kemampuan reduksi wujud fisik, lamunan Anda terbawa ke masa depan. Saat itu seorang eksekutif muda yang hendak masuk ke mobilnya bergumam seolah bicara dengan orang lain melalui alat komunikasi. Anda sadari bentuk ponselnya tidak digenggam, tetapi di pergelangan tangan layaknya jam tangan! Di telinganya terselip handsfree berteknologi Bluetooth. Untuk menghubungi seseorang ia cukup bergumam pelan mengucapkan nama orang yang hendak dihubungi. Demikian juga untuk mengirimkan pesan teks dan multimedia. Tapi yang lalu Anda lihat terdapat seutas kabel menjulur dari ponsel tersebut ke arah benda mirip koper kerja yang ia genggam di tangan kirinya. Akhirnya Anda sadar sepenuhnya koper kerja tersebut ternyata sebuah baterai!
Inti dari kisah ini sebenarnya imajinasi dan pemikiran kreatif yang hendaknya membawa pada inovasi teknologi ponsel di masa depan yang lebih canggih. Karena batas teknologi adalah imajinasi dan mimpi. Sesuatu yang dianggap tidak mungkin saat ini karena tidak penjelasan logis tasnya. Awalnya adalah imajinasi yang tanpa sadar dan tidak sadar membawa kita pada kehadirannya yang nyata. Bukankah imajinasi dan keinginan menjadi terdahulu sebelum kita merasakan yang sesungguhnya? Hal ini mengingatkan saya pada ucapan Albert Einsten. Ia katakan imagination is more important than knowledge. Ah, baiklah saya ingin berujar- berimajinasi, “Halo, bisa saya bicara dengan teknologi 5G?”. [Penulis adalah Pendiri Komunitas Kreatif MahapalaMultimedia, berdomisili di Medan]