Kapolda Sumut Minta Maaf Soal Insiden Polisi Setop Ambulans di Tebingtinggi

MEDAN, KabarMedan.com | Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto menyampaikan permohonan maaf atas kejadian di simpang empat Jalan KF Tendean, Tebingtinggi, pada Sabtu (2/11/2019) siang. Agus juga berharap kejadian tersebut tidak terulang kembali.

“Saya secara pribadi mohon maaf kepada masyarakat, yang kemarin ada selisih paham dengan anggota saya,” katanya, Senin (4/11/2019).

Dikatakannya, insiden itu tidak akan terjadi jika saja petugas di lapangan bisa menahan emosi. Apalagi, dalam keadaan darurat di jalan raya, kendaraan seperti ambulans harus mendapat prioritas oleh petugas. “Kami semua selalu mengarahkan anggota di lapangan untuk melakukan yang baik kepada masyarakat. Kita selama ini tak bisa menjaga stabilitas di masyarakat,” katanya.

Pihaknya juga selalu memberikan arahan-arahan kepada anggotanya agar melakukan yang terbaik kepada masyarakat. “Mudah-mudahan ke depan tidak terulang. Apa yang menjadi prioritas harus dilayani, semacam mobil ambulans, pemadam kebakaran dan lainnya,” kata Agus.

Agus juga menyayangkan adanya akun di media sosial yang justru menyebar hoaks pasca kejadian dengan menyebut, pasien yang dibawa dalam ambulans, meninggal dunia. Ternyata tidak. “Kepada orang-orang yang suka menyebar berita bohong, berhentilah. Kasihan masyarakat. Jangan jadikan upaya yang selama ini kita lakukan untuk menjaga hal-hal baik di masyarakat, dirusak dengan berita-berita bohong yang merugikan,” tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, pada Sabtu (2/11/2019) sekitar pukul 12.00 wib, di simpang empat Jalan KF Tendean, Tebingtinggi terjadi percekcokan antara oknum polisi dengan sopir ambulan yang membawa pasien dari RS Sri Pamela ke RSUD Kumpulan Pane, Tebingtinggi.

Percekcokan itu diketahui banyak orang karena beredarnya video berdurasi 23 detik di media sosial dan aplikasi percakapan WhatsApp. Dalam video tersebut, terlihat seorang oknum polisi mengucapkan beberapa kata yang tidak semuanya jelas terdengar. Oknum polisi itu juga balik merekam dengan handphonenya.

Seseorang di dalam mobil mengatakan l, “Kami ambulan sedang disetop polisi,”. Namun, sebelum selesai berbicara, oknum polisi tersebut tampak untuk mengambil kunci mobil dari kaca pintu mobil.

Upaya oknum polisi itu ditepis oleh sopir ambulan yang mengenakan kaos oranye. Namun tampaknya oknum polisi tersebut berhasil sehingga sopir turun dari mobilnya. Sang sopir juga tampak mendorong oknum polisi itu dengan tangan kirinya.

“Kami bawa pasien ini,” terdengar suara seseorang di yang juga tampak ikut turun dari mobil.

Kapolres Tebingtinggi AKBP Sunadi mengatakan, atas kejadian tersebut, keduanya sudah dimediasi di Taman Musyarawah di Mapolres Tebingtinggi.

Saat ini, kata dia, Brigadir UMP untuk sementara ini dinonaktifkan dari Satlantas Polres Tebingtinggi dan saat ini di bawah pembinaan Sie Propam Polres Tebingtinggi.

“Terus dalam pemeriksaan untuk dilaksanakan sidang disiplin. Sidang itu menunggu kelengkapan dari berita acaranya setelah itu kita kirimkan ke Bidkum Polda Sumut untuk pelaksanaan sidang,” katanya.

Berapa lama atau kapan sidang itu akan digelar, menurutnya tergantung pada dua hal tersebut. Pasalnya, lanjut dia, masih ada beberapa orang yang juga masih menunggu sidang terkait kasus disiplin.

“Kan banyak juga yang menunggu sidang. Ada beberapa orang lah, kasus disiplin meninggalkan tugas, mangkir, gitu,” katanya.

Sunadi menambahkan, penonaktifan Brigadir UMP untuk memudahkan proses penyidikan dan kelengkapan berita acara. Yang pasti, lanjut Sunadi, tindakannya telah menimbulkan preseden tidak baik di masyarakat terhadap Polri yang seharusnya melindungi dan menegakkan hukum.

“Itu untuk kebaikan bersama, sementara kita non-aktifkan dari Satlantas. Sesuai dengan hak dan kewajiban di Polri. Itu kan juga butuh kepastian hukum, seperti apa salahnya, tidak boleh terkatung-katung. Posisinya seperti apa,” katanya.

Sunadi menambahkan, yang salah harus bertanggung jawab. Mengenai keputusannya, tergantung pada sidang disiplin, nantinya.

“Tidak boleh salah terus dibiarkan begitu saja. itu untuk dia sendiri juga, misalnya kenaikan pangkat. Kalau ada yang belum selesai di administrasi kan kasihan juga,” jelasnya. [KM-05]

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.