Kunci Peningkatan Industri MICE di Kota Medan

Turnamen basket se-ASEAN bertitel SEABA U-18 Championship for Men, yang diselenggarakan di Kota Medan 22-28 April 2016 | foto : Bergman Siahaan

Oleh : Bergman Siahaan

Kota Medan ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) RI pada tahun 2014 sebagai satu dari 16 destinasi MICE (Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions) di Indonesia, bersama dengan kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Makassar, Solo, Bali, dan lainnya. Kriteria tujuan MICE ini didasarkan pada kondisi infrastruktur, sosial budaya, transportasi dan tentu saja keamanan.

Industri MICE disebut-sebut menyumbang hingga empat puluh persen pendapatan di sektor pariwisata Indonesia dengan daerah terlaris penggelar MICE adalah Bali dan DKI Jakarta. Pemerintah pun mendorong daerah-daerah lain, termasuk Medan, untuk lebih giat menggelar kegiatan MICE berskala nasional dan internasional. Kementerian Parekraf menyatakan telah menyiapkan dana untuk operasional penyelenggaraan termasuk promosi.

Dalam pelaksanaannya, MICE menyentuh banyak aspek. Hampir semua bidang berpotensi menggelar MICE. Katakanlah pameran pariwisata, pagelaran budaya, festival kuliner, acara seni, konvensi organisasi sosial dan politik, simposium kesehatan, eksebisi teknologi, kongres pendidikan, turnamen olahraga, apapun acara yang melibatkan banyak peserta dan pengunjung.

Kehadiran para peserta dan pengunjung inilah yang memberi multiplier effects (efek ganda atau dampak berlapis) bagi pendapatan daerah. Mulai dari hunian hotel, kuliner, pusat perbelanjaan, taksi, souvenir dan yang lainnya, yang bisa dirasakan pemerintah sampai rakyat kecil. Kehadiran para peserta yang datang karena “kewajiban” mengikuti kegiatan ini pun kemudian menjadi alat promosi yang paling ampuh ketika mereka kembali ke tempat asalnya, bila saja mereka membawa pulang kesan kenyamanan dan kepuasan selama berada di tempat tersebut.

Baca Halaman Selanjutnya

Berkomentarlah secara bijaksana dan hindari menyinggung SARA. Komentar sepenuhnya menjadi tanggungjawab komentator.